Pasar Cermati Risiko Geopolitik, Minyak Berjangka Relatif Stabil
Wednesday, April 03, 2024       13:42 WIB

Ipotnews - Harga minyak relatif stabil, Rabu, karena investor mencermati kekhawatiran seputar pasokan minyak mentah dan bahan bakar, menyusul serangan Ukraina terhadap kilang Rusia dan potensi meluasnya perang Israel-Hamas yang melibatkan Iran secara lebih langsung.
Minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Juni, patokan internasional, naik 4 sen atau 0,05%, menjadi USD88,96 per barel pada pukul 13.13 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Rabu (3/4).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate untuk kontrak pengiriman Mei, turun 3 sen atau 0,04% menjadi USD85,12 per barel.
Brent dan WTI melambung 1,7% pada sesi sebelumnya ke level tertinggi sejak Oktober.
Harga melonjak setelah serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kilang Rusia lainnya mengancam akan mematikan lebih banyak kapasitas pemrosesan di negara itu, sehingga membatasi produksi bensin dan solar. Rusia adalah salah satu dari tiga produsen minyak terbesar dunia dan salah satu eksportir produk minyak terbesar.
Investor juga khawatir pembalasan Iran terhadap Israel atas serangan pada Senin yang menewaskan personel militer berpangkat tinggi berpotensi menyebabkan gangguan pasokan di wilayah produsen utama di Timur Tengah, setelah negara tersebut bersumpah akan membalas. Iran, yang memberikan dukungan kepada milisi Hamas yang memerangi Israel di Gaza, adalah produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ).
"Ketegangan geopolitik terus menimbulkan ketidakpastian terhadap potensi gangguan pasokan," kata analis IG, Yeap Jun Rong, seraya menambahkan bahwa harga minyak terus bergerak ke level tertinggi dalam lima bulan, dengan tren yang masih bias ke atas.
Menambah kekhawatiran pasokan, BUMN energi Meksiko, Pemex, meminta unit perdagangannya untuk membatalkan ekspor minyak mentah hingga 436.000 barel per hari bulan ini, ketika perusahaan tersebut bersiap untuk memproses minyak domestik di kilang baru Dos Bocas, menurut dokumen internal yang ditinjau  Reuters. 
Indikasi awal juga menunjukkan stok minyak AS, pengguna minyak terbesar di dunia, menurun setelah trader mengatakan data dari American Petroleum Institute melaporkan persediaan minyak mentah menyusut 2,3 juta barel, pekan lalu.
Jumlah tersebut lebih tinggi dari perkiraan penurunan sebesar 1,5 juta barel oleh sejumlah analis dalam jajak pendapat  Reuters. 
Data stok pemerintah Amerika akan dirilis malam ini pukul 21.30 WIB.
Panel tingkat menteri OPEC dan sekutunya, termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, kemungkinan tidak akan merekomendasikan perubahan kebijakan produksi minyak pada pertemuan Rabu, lima sumber OPEC + mengatakan kepada  Reuters.  (ef)

Sumber : Admin