Pasar Cermati Data Tenaga Kerja AS, Dolar Jatuh dari Posisi Tertinggi 5 Bulan
Wednesday, April 03, 2024       04:41 WIB

Ipotnews - Dolar AS melemah, Selasa, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi dalam hampir lima bulan, menyusul laporan terbaru yang menunjukkan lowongan pekerjaan di Amerika Serikat tetap stabil pada tingkat yang lebih tinggi sepanjang Februari.
Yen Jepang menguat di 151,605 per dolar, setelah sebelumnya merosot ke posisi 151,79. Mata uang ini diperdagangkan dalam kisaran yang ketat sejak mencapai titik terendah dalam 34 tahun di 151,975, pekan lalu, yang mendorong Jepang untuk meningkatkan peringatan intervensi, demikian laporan  Reuters,  di New York, Selasa (2/4) atau Rabu (3/4) pagi WIB.
Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, melesat jadi 105,1 pada sesi Selasa, level tertinggi sejak 14 November, menambah kenaikan tajam pada perdagangan Senin, setelah data Amerika secara tak terduga menunjukkan ekspansi pertama di bidang manufaktur sejak September 2022, menyebabkan trader mengurangi spekulasi pemotongan suku bunga.
Indeks tersebut terakhir berada di posisi 104,81, turun 0,181% setelah laporan dari Departemen Tenaga Kerja menunjukkan lowongan pekerjaan naik menjadi 8,756 juta pada hari terakhir Februari, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi, ketika trader juga mencerna peningkatan pesanan pabrik di bulan tersebut.
Biro Sensus Departemen Perdagangan, Selasa, mengatakan pesanan baru untuk barang-barang manufaktur buatan Amerika meningkat lebih dari ekspektasi pada sepanjang Februari, didorong permintaan mesin dan pesawat komersial ketika sektor manufaktur kembali stabil.
Data survei manufaktur ISM, Senin, memperlihatkan kenaikan tajam dalam ukuran harga di sektor tersebut, menambah kekhawatiran investor bahwa inflasi akan lambat untuk turun kembali ke target 2%, sehingga menunda pemotongan suku bunga pertama Federal Reserve.
"Sebenarnya dolar selama sembilan bulan terakhir ini didorong oleh ekspektasi kebijakan the Fed - ketika kemungkinan pemotongan meningkat menjadi lebih cepat, dolar cenderung melemah, dan begitu pula sebaliknya," kata John Velis, analis BNY Mellon.
Chairman Fed, Jerome Powell, Jumat, mengatakan bank sentral tidak terburu-buru menurunkan biaya pinjaman setelah data menunjukkan ukuran utama inflasi naik sedikit pada Februari.
Selasa, Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki menegaskan kembali bahwa dia tidak akan mengesampingkan pilihan apa pun untuk menanggapi pergerakan mata uang yang tidak teratur.
Otoritas Jepang melakukan intervensi pada 2022 ketika yen merosot ke level terendah dalam 32 tahun, yakni 152 per dolar.
Penurunan yen terjadi meski Bank of Japan (BoJ) menaikkan suku bunga untuk kali pertama sejak 2007 pada bulan lalu, dan para pejabat berhati-hati dalam melakukan pengetatan lebih lanjut di tengah rapuhnya jalan keluar dari deflasi selama beberapa dekade.
"Fakta bahwa mereka tidak melakukan [intervensi] pada minggu lalu menunjukkan kepada saya bahwa perlu jeda di atas 152 bagi perumus kebijakan Jepang untuk mulai terlibat, dan jika dipikir-pikir, saya kira mungkin itu bijaksana bagi mereka karena intervensi kehilangan signifikansinya setiap kali Anda memasuki pasar," kata Matt Weller, Kepala Riset StoneX.
Di tempat lainnya, yuan China jatuh ke level terendah dalam 4,5 bulan karena penguatan dolar mengimbangi penjualan mata uang AS itu oleh bank-bank milik negara. Terakhir, yuan merosot ke 7,2364 per dolar, level terlemah sejak pertengahan November.
Euro tersungkur ke level terendah sejak pertengahan Februari pada akhir sesi Asia, namun terakhir naik menjadi USD1,0763. Data yang dirilis Selasa menunjukkan penurunan pabrik zona euro semakin dalam pada Maret.
Poundsterling bangkit dari tingkat terendah sejak Desember menjadi USD1,2569 setelah data memperlihatkan sektor manufaktur cerah pada bulan lalu.
Franc Swiss mencapai level terendah sejak awal November di 0,909 terhadap dolar. Mata uang ini anjlok sekitar 2,5% sejak Swiss National Bank secara tak terduga memangkas suku bunga pada 21 Maret. (ef)

Sumber : Admin