OPEC+ Tunda Rencana Kenaikan Output, Minyak Berjangka Melambung
Monday, November 04, 2024       09:19 WIB

Ipotnews - Harga minyak melambung lebih dari USD1, Senin pagi, setelah OPEC + mengatakan akan menunda rencana kenaikan output Desember selama satu bulan karena permintaan yang lemah dan meningkatnya pasokan di luar kelompok tersebut.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, melonjak USD1,18 per barel atau 1,61%, menjadi USD74,28 per barel pada pukul 08.21 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Beijing, Senin (4/11).
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melesat USD1,20 per barel atau 1,73%, menjadi USD70,69 per barel.
OPEC +, yang mencakup Organisasi Negara Eksportir Minyak plus Rusia dan sekutu lainnya, akan meningkatkan output sebesar 180.000 barel per hari (bph) mulai Desember.
Itu berarti kelompok tersebut akan memperpanjang pemangkasan 2,2 juta bph mereka selama satu bulan lagi, setelah sebelumnya menunda peningkatan produksi dari Oktober karena kejatuhan harga dan perlambatan permintaan.
"Kendati penundaan hingga Januari tidak mengubah fundamental secara signifikan, hal itu berpotensi membuat pasar harus memikirkan kembali strategi OPEC +," kata analis ING. Penundaan tersebut menentang ekspektasi sebagian kalangan bahwa OPEC + akan melanjutkan peningkatan produksi yang direncanakan.
"Peningkatan pasokan yang tertunda ini berarti mungkin kelompok tersebut lebih bersedia mendukung harga daripada yang diyakini banyak orang," kata analis ING.
Kelompok tersebut akan secara bertahap menghentikan pemotongan 2,2 juta barel per hari selama beberapa bulan mendatang, sementara pemangkasan produksi 3,66 juta barel per hari lainnya akan tetap berlaku hingga akhir 2025.
Brent dan WTI membukukan penurunan mingguan masing-masing sekitar 4% dan 3%, pekan lalu, karena rekor produksi AS membebani harga. Namun, kedua kontrak tersebut naik tipis pada sesi Jumat karena laporan bahwa Iran akan melancarkan serangan balasan terhadap Israel dalam beberapa hari.
Kamis, situs web berita Amerika,  Axios , melaporkan intelijen Israel mengisyaratkan Iran tengah bersiap untuk menyerang Israel dari Irak dalam beberapa hari, mengutip dua sumber Israel yang tidak disebutkan namanya.
Pekan ini, pasar menunggu pemilihan presiden AS, Selasa, dengan jajak pendapat menunjukkan Wakil Presiden Demokrat Kamala Harris dan mantan Presiden Republik Donald Trump bersaing ketat.
Dan pada Kamis, ekonom memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Di China, Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional bertemu dari 4-8 November dan diperkirakan menyetujui stimulus tambahan untuk meningkatkan ekonomi yang melambat, meski analis mengatakan sebagian besar dana tersebut dapat digunakan untuk membantu mengurangi utang pemerintah daerah. (ef)

Sumber : Admin