Minyak Relatif Stabil di Tengah Ketidakpastian Pemotongan Pasokan OPEC+
Friday, May 26, 2023       14:25 WIB

Ipotnews - Harga minyak secara luas relatif stabil, Jumat, karena pasar terbebani pesan yang bertentangan tentang pasokan dari Rusia dan Arab Saudi menjelang pertemuan kebijakan OPEC +, dolar AS yang lebih kuat, dan kekhawatiran pertumbuhan permintaan yang lebih lemah dari perkiraan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 14 sen atau 0,18% menjadi USD76,40 per barel pada pukul 14.05 WIB, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Jumat (26/5).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, bertambah 23 sen atau 0,32% menjadi USD72,06 per barel.
Kedua tolok ukur itu ditutup anjlok lebih dari USD2 per barel, Kamis, setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengesampingkan prospek pengurangan output OPEC + lebih lanjut pada pertemuan 4 Juni di Wina.
Meski begitu, Brent dan WTI masih di jalur untuk membukukan kenaikan minggu kedua sedikit di bawah 1%.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu, mengatakan harga energi mendekati tingkat yang "dibenarkan secara ekonomi", juga menunjukkan tidak akan ada perubahan langsung pada kebijakan produksi kelompok tersebut.
Pernyataan keduanya kontras dengan komentar minggu ini dari Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, pemimpin de facto Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ), yang memperingatkan short-seller untuk "berhati-hati".
Beberapa investor menafsirkan itu sebagai sinyal OPEC + dapat mempertimbangkan pengurangan output lebih lanjut.
Dolar bergerak lebih tinggi--yang menguat untuk sesi kelima terhadap sekeranjang mata uang utama, dengan data Amerika menunjukkan ekonomi tetap tangguh bahkan setelah siklus kenaikan suku bunga yang agresif oleh Federal Reserve--membatasi kenaikan harga minyak.
Apresiasi greenback membuat komoditas berdenominasi dolar lebih mahal bagi mereka yang memegang mata uang lain, mengurangi permintaan.
Kekhawatiran pertumbuhan permintaan yang lebih lemah dari perkiraan secara global membebani prospek investor.
"Ada beberapa tanda bahwa pertumbuhan permintaan global tidak mungkin mendekati perkiraan tahun sebelumnya. China, yang menyumbang sekitar setengah dari sebagian besar perkiraan, tampaknya semakin tidak mungkin mencapai ekspektasi siapa pun untuk 2023," kata Citigroup.
"Kita akan melihat beberapa dari jumlah permintaan ini berkurang dalam waktu dekat, dan itu akan terus menyeret sentimen pasar minyak dalam waktu dekat," kata Suvro Sakar, analis DBS Bank.
Sisi positifnya, pasokan Mei dari OPEC + dan Rusia sebagian besar menyusut sejalan dengan kesepakatan sebelumnya untuk pengurangan produksi lebih lanjut.
Pekan lalu, anggota OPEC + yang menyetujui pemotongan sebelumnya telah mengurangi ekspor mereka sebesar 1,5 juta barel per hari (bph), sementara ekspor Rusia turun 400.000 bph dari puncaknya masing-masing pada 25 April, dengan total ekspor dari produsen dalam aliansi OPEC + menyusut 1,4 juta bph per bulan pada 23 Mei, kata analis JP Morgan. (ef)

Sumber : Admin