Mata Uang EM Asia Bergerak Variatif, Perang Dagang AS-China Memanas
Tuesday, February 04, 2025       16:37 WIB

Ipotnews - Mata uang  emerging market  Asia diperdagangkan bervariasi, ketika sebagian besar bursa saham Asia menguat pada hari ini, Selasa (4/2). Investor mencermati eskalasi perang dagang dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia - China dan AS.
Ringgit Malaysia dan peso Filipina masing-masing naik 0,3%, sementara dolar Taiwan dan baht Thailand turun 0,2% dan 0,4%.
Won Korea Selatan turun 0,1%, sementara rupiah Indonesia diperdagangkan 0,4% di zona hijau.
Presiden AS Donald Trump menghentikan sementara pengenaan tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada setelah para pemimpin kedua negara tersebut mengatakan bahwa mereka akan meningkatkan upaya pengawasan di perbatasan.
Sementara itu, sekretaris pers Presiden AS mengkonfirmasi bahwa Trump akan segera berbicara dengan Presiden China, Xi Jinping.
China merespons tarif baru AS dengan melakukan penyelidikan terhadap Google yang dimiliki oleh Alphabet dan mengenakan tarif pembalasan terhadap sejumlah produk AS tepat setelah AS memberlakukan penambahan tarif impor 10% pada produk China.
"Meskipun ada kekecewaan karena kesepakatan perdagangan AS-China tidak tercapai sebelum tenggat waktu tarif, pasar jelas bereaksi berlebihan di sini," kata Charu Chanana, kepala strategi investasi di Saxo, Singapura, seperti idkutip Reuters.
"Ini menggarisbawahi betapa tegangnya pasar di tengah ketidakpastian tarif ini, yang menciptakan ketidakpastian yang sangat besar bagi perusahaan dan investor," imbuhnya.
"Tanda-tanda bahwa Xi dan Trump memiliki 'pembicaraan yang baik' atau kedua negara menyatakan komitmen untuk membuat kesepakatan akan memenuhi syarat sebagai gencatan senjata sementara dan mendukung sentimen," kata Christopher Wong, pakar strategi valas, OCBC .
Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, melaporkan tingkat inflasi tahunan yang melambat ke level terendah dalam 24 tahun terakhir di bulan Januari. Penurunan tersebut dinilai mencerminkan potongan tarif listrik yang diberikan oleh pemerintah sebagai bagian dari paket stimulus.
Analis Citi memperkirakan tarif listrik akan kembali normal di bulan Maret dan mempertahankan narasi inflasi fiskal 2025 mereka tidak berubah, sambil terus memperhitungkan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin di bulan Maret oleh Bank Indonesia.
Indeks harga saham gabungan di Jakarta naik 0,8%.
Pasar saham di negara-negara berkembang Asia sebagian besar optimis pada hari ini, dengan indeks saham Taipei TAIEX dan Kuala Lumpur KLSE masing-masing naik 0,4% dan 0,5%.
Indeks acuan Filipina PSI, yang telah tergelincir dari level tertinggi Oktober 2022 minggu lalu, naik 3,4% pada hari itu dan ditetapkan untuk kenaikan sesi kedua berturut-turut.
Ekuitas India NSE dan Thailand SET masing-masing naik 0,8% dan 0,2%. (Reuters)
 Asian currencies and stocks as of 0644 GMT 

COUNTRY

FX RIC

FX DAILY %

FX YTD %

INDEX

STOCKS DAILY %

STOCKS YTD %

Japan

USDJPY

-0.32

+1.24

NI225

0.63

-1.38

China

USDCNY

-

-

000001

-

-

India

USDINR

+0.09

-1.72

NIFTY

0.81

-0.40

Indonesia

USDIDR

+0.40

-1.68

JCI

0.75

0.04

Malaysia

USDMYR

+0.29

+0.25

KLSE

0.57

-4.87

Philippines

USDPHP

+0.25

-0.45

P PSEI

3.28

-6.94

S.Korea

USDKRW

-0.06

+0.64

KOSPI

1.13

3.43

Singapore

USDSGD

-0.09

+0.37

STI

-0.10

0.93

Taiwan

USDTWD

-0.15

-0.71

TAIEX

0.44

-1.05

Thailand

USDTHB

-0.35

+1.09

SET

0.17

-6.68


Sumber : admin