Mata Uang Asia Melempem Versus Dolar, Yuan Jatuh ke Posisi Terendah 2 Tahun
Friday, September 23, 2022       14:24 WIB

Ipotnews - Mata uang emerging Asia secara luas tersungkur terhadap dolar AS, Jumat, didukung sikap Federal Reserve yang  hawkish,  tetapi peso Filipina mampu bertahan di zona apresiasi.
Kendati bank sentral di Taiwan, Indonesia dan Filipina semuanya menaikkan suku bunga pada Kamis, rupiah dan dolar Taiwan masing-masing turun 0,1% dan 0,2%, dengan hanya peso yang berhasil menambah keuntungan.
Yuan China melorot 0,3% ke level terendah dalam lebih dari dua tahun, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Jumat (23/9).
Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga lebih besar dari ekspektasi, Kamis, bank sentral Taiwan menaikkan suku bunga kebijakannya untuk ketiga kalinya tahun ini dan bank sentral Filipina mengumumkan kenaikan suku bunga kelima pada 2022, meningkat setengah poin persentase, seperti yang diperkirakan secara luas.
Selera risiko global terlihat lesu setelah Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga 75 bps ketiga tahun ini, mengisyaratkan peningkatan lebih lanjut dan memperingatkan berkurangnya kepercayaan pada  soft landing  ekonomi Amerika Serikat.
Proyeksi The Fed untuk kenaikan agresif itu mendorong imbal hasil US Treasury dan memicu putaran aksi beli dolar lainnya, mendongkrak  greenback  ke level tertinggi hampir dua dekade dan membebani aset Asia yang lebih berisiko.
"Faktor makro besar yang mendorong pasar saat ini adalah dolar yang kuat," kata Alvin Tan, Head of Asia FX Strategy RBC Capital Markets.
"Jadi, tidak masalah jika ada beberapa efek diferensial karena kenaikan suku bunga...dalam skema besar, kita berada di pasar yang sangat didominasi makro sekarang, dan tidak terlalu memperhatikan apa yang terjadi dengan kebijakan domestik masing-masing negara."
Pasar saham Asia berada di jalur untuk mencatat penurunan mingguan keempat berturut-turut, dengan ekuitas di Shanghai dan Taiwan merosot 1,1%, sementara saham di Seoul jatuh lebih dari 2%.
Ringgit Malaysia turun 0,1% pada perdagangan Jumat dan anjlok hampir 9% sejauh tahun ini.
Malaysia tidak akan memaksakan kontrol modal atau mematok ringgit terhadap dolar AS, kata bank sentral, Jumat, ketika mata uang tersebut diperdagangkan mendekati level terendah 24 tahun.
Indeks harga konsumen (IHK) Malaysia melambung 4,7% dari tahun sebelumnya pada periode Agustus, sesuai ekspektasi, data pemerintah menunjukkan pada Jumat.
Sementara itu, rupee India turun 0,5% ke rekor terendah, sementara saham di Mumbai melorot 1,1%, di jalur kerugian mingguan kedua berturut-turut.
Reserve Bank of India kemungkinan menjual dolar melalui bank "pelat merah", Jumat, setelah rupee memperpanjang kerugian hingga mencapai rekor terendah, ungkap tiga trader kepada  Reuters.  (ef)

Sumber : Admin

berita terbaru