Ipotnews - Kurs rupiah diprediksi menguat terhadap dolar AS, karena ekspektasi terhadap kenaikan Fed Fund Rate 25 basis poin pada Februari 2023 semakin besar.
Mengutip data Bloomberg, Rabu (25/1) pukul 09.05 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp14.937 per dolar AS, melemah 50 poin atau 0,34% apabila dibandingkan dengan posisi penutupan pasar spot Selasa sore kemarin (24/1) di level Rp14.887 per dolar AS.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpeluang menguat terhadap dolar AS pagi ini karena ekspektasi terhadap kebijakan the Fed dan optimisme pasar terhadap perekonomian.
FedWatch Tool dari CME menunjukkan ekspektasi yang tinggi di pasar bahwa the Fed hanya akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bps pada rapat moneter 1 Februari mendatang, dari sebelumnya ekspektasi 50 bp. "Ekspektasi kebijakan pengetatan yang lebih kendur ini mendorong pelemahan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya termasuk rupiah," kata Ariston dalam keterangan tertulis pagi ini.
Selain itu, kemarin data survei aktivitas manufaktur di bulan Jan di kawasan Eropa menunjukkan penurunan tapi tidak sedalam ekspektasi pasar. Sementara survei aktivitas sektor Jasa masih menunjukkan pertumbuhan. "Perekonomian China yang kembali menggeliat juga memicu optimisme ekonomi global akan bergerak positif," ujar Ariston.
Dari dalam negeri, dihentikannya PPKM juga memberikan optimisme perekonomian dalam negri akan tumbuh seperti yang diharapkan. Optimisme ini memicu pasar masuk kembali ke aset-aset berisiko.
"Potensi penguatan ke arah Rp14.800 dengan resisten di kisaran Rp14.900 per dolar AS," tutup Ariston. (Adhitya)

Sumber : admin