Literasi Keuangan dan Perencanaan Pensiun (7) - Strategi untuk Meningkatkan Literasi Keuangan
Monday, January 08, 2024       15:48 WIB

Pada artikel sebelum ini, yang berjudul 'Contoh-contoh Literasi Keuangan yang Penting Untuk Diketahui', kita telah membahas beberapa contoh literasi keuangan yang penting untuk kita ketahui, yaitu: (1) kemampuan menyusun anggaran keuangan pribadi (budgeting), (2) kemampuan untuk mengelola hutang dengan efektif, (3) kemampuan untuk mengelola resiko, (4) kemampuan untuk merencanakan investasi, dan (5) kemampuan untuk membuat perencanaan pensiun.
Dengan memahami contoh-contoh literasi keuangan di atas, membuktikan bahwa kita telah memiliki kecakapan keuangan yang cukup (memadai) untuk menjawab sebagian besar masalah keuangan yang kita hadapi. Tetapi, kompleksitas masalah keuangan bukanlah sesuatu yang bersifat statis, yang dapat sekali saja dipelajari dan kemudian dianggap sudah selesai.
Literasi keuangan adalah sesuatu yang harus terus menerus diasah dan dikembangkan untuk dapat menghadapi masalah keuangan yang semakin kompleks sejalan dengan meningkatnya status sosial dan jumlah uang yang kita miliki. Untuk itu, kita perlu terus menerus mengembangkan literasi keuangan kita.
Ada tiga strategi yang dapat dipertimbangkan (berdasarkan contoh-contoh yang disajikan dalam artikel sebelumnya), yaitu:
Biasakanlah untuk membuat anggaran (budget) atas setiap pengeluaran besar
Anggaran atas pengeluaran besar perlu dibuat supaya kita tidak gagal memenuhi kewajiban pembayaran atas pengeluaran itu, atau menghindari pengeluaran yang terpaksa dilakukan dengan tergesa-gesa dan mengorbankan pengeluaran-pengeluaran lain yang juga penting.
Contohnya adalah pengeluaran biaya untuk membayar cicilan rumah (KPR) yang dapat mencapai 30% atau lebih dari besarnya penghasilan per bulan. Atau angsuran pembelian kendaraan bermotor kepada perusahaan pembiayaan.
Kalau kita tidak membiasakan diri untuk membuat anggaran untuk mengatur cicilan pembelian rumah atau pembelian kendaraan itu, pembayaran cicilan tersebut dapat meleset dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.
Setiap kegagalan atau keterlambatan pembayaran cicilan kepada bank atau perusahaan pembiayaan harus ditebus dengan mahal sekali berupa denda yang besar, umumnya dua kali lipat atau bahkan lebih dari besarnya bunga normal atas cicilan penjaman.
Biasakanlah untuk membayar dirimu sendiri sebelum membayar tagihan-tagihan
Sudah menjadi kebiasaan umum, orang menabung hanya atas jumlah yang tersisa setiap bulan. Sekarang, kebiasaan itu harus diubah. Anggaplah besarnya tabungan yang Anda inginkan setiap bulan adalah tagihan kepada anggaran Anda setiap bulan. Besarnya tabungan yang Anda inginkan adalah tagihan yang mempunyai prioritas paling tinggi untuk dipenuhi.
Anda harus dapat melakukan ini karena Anda merupakan pihak yang mengirimkan tagihan tersebut. Jika Anda melakukan ini setiap bulan, maka Anda tidak akan pernah tidak dapat menabung uang gaji Anda. Dalam hal ini, jika ada pengeluaran yang tak terduga sebelumnya, maka yang harus dikorbankan atau dipertimbangkan untuk dikorbankan adalah pengeluaran-pengeluaran lain yang prioritasnya lebih rendah.
Biasakanlah untuk segera membayar lunas semua tagihan belanja Anda
Pada jaman modern ini, salah satu kebiasaan umum masyarakat kelas menengah yang hidup di perkotaan adalah berbelanja menggunakan kartu kredit dan melunasi tagihan kartu kredit tersebut pada akhir bulan. Ini tentu praktek yang tidak salah, apabila kita selalu membayar tagihan kartu kredit itu sampai lunas sesuai dengan jumlah tagihan yang tercantum. Dengan demikian, pengguna kartu tidak terbebani dengan biaya bunga pinjaman kartu kredit yang sangat tinggi.
Persoalan mulai muncul ketika tagihan muncul pada saat kita tidak mempunyai cukup dana untuk membayar lunas tagihan tersebut pada saat tagihan itu muncul. Hal ini tentu benar-benar dipahami oleh penerbit kartu. Karena itulah, tagihan kartu kredit biasanya dikirim bukan pada tanggal gajian, tetapi pada beberapa hari sebelum tanggal gajian, di mana umumnya orang telah menggunakan gajinya untuk keperluan lain.
Akibatnya, pembayaran yang dilakukan pengguna kartu kredit tidak dapat dilakukan untuk seluruh jumlah tagihan, dan pengguna kartu harus membayar biaya bunga kartu kredit yang sangat tinggi. Biaya bunga kartu kredit yang tinggi dipakai oleh penerbit kartu untuk menutupi resiko kartu kredit yang merupakan salah satu bentuk  unsecured loan  (kredit tanpa agunan).
Di samping itu, penerbit kartu tidak mendapat keuntungan apa pun dari nasabah yang membayar tagihan sampai lunas. Jadi, kalau Anda menggunakan kartu kredit, biasakanlah untuk membayar semua tagihan sampai lunas.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS