Laba Bersih Masih Tumbuh di Q1 2024, Saham BBNI Berpeluang Rebound
Tuesday, April 30, 2024       12:34 WIB

Ipotnews - PT Bank Negara Indonesia Tbk () berhasil mencatat laba bersih Rp5,33 triliun pada kuartal I 2024 atau tumbuh 2,03% year on year (YoY), membuat harga saham perseroan berpeluang bangkit kembali.
Mengutip data aplikasi IPOT sejak akhir tahun lalu hingga hari Selasa (30/4) pukul 11.32 WIB, harga saham memang masih melemah dari 5.375 menjadi 5.275, turun 100 poin atau 1,9% secara year to date (YtD).Dalam seminggu terakhir, harga saham juga melemah dari 5.350 menjadi 5.275, turun 75 poin atau 1,4%.
Begitupun dalam sebulan terakhir, harga saham bank pelat merah tersebut turun dari 5.900 menjadi 5.275, turun 625 poin atau 10,6%. Terakhir, harga saham dalam tiga bulan terakhir juga merosot dari 5.575 menjadi 5.275, turun 300 poin atau 5,4%.
Senior Investment Information, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan bahwa masih mampu mencatatkan kinerja yang bertahan cukup baik hingga Q1 2024. "Ini tercapai di tengah ketidakpastian akibat pengetatan kebijakan moneter higher for longer yang cukup berdampak terhadap perbankan secara keseluruhan," kata Nafan saat dihubungi Ipotnews hari ini.
Nafan menjelaskan secara umum memang tidak segencar yang agresif dalam melakukan ekspansi kredit di sektor UMKM . juga tidak segencar yang agresif dalam melakukan ekspansi kredit ke sektor korporasi.
"Tetapi memiliki kelebihan di layanan bisnis remitansi, treasury, hingga jasa perdagangan internasional," ujar Nafan. Oleh sebab itulah Nafan meyakini pertumbuhan kinerja ke depan tetap sustain sehingga harga saham perseroan berpeluang rebound.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar mengatakan capaian laba bersih perseroan Q1 2024 naik 2,03% dibanding Q1 2023 yang senilai Rp5,22 triliun. "Kenaikan laba bersih ini didorong oleh beban provisi yang turun 19% menjadi Rp1,7 triliun secara year-on-year (yoy)," kata Royke dalam konferensi pers Paparan Kinerja Q1-2024 BNI, Senin (29/4).
Royke menambahkan berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp695,16 triliun pada kuartal I 2024, atau tumbuh 9,6% (yoy). Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp780,23 triliun, atau naik 4,9% (yoy).
"Nilai tersebut didorong oleh rasio dana murah atau Current Account Saving Account () yang meningkat 6% (yoy) dan deposito naik 2,4% (yoy)," ujar Royke.
Royke menjelaskan, hal ini membuat rasio pinjaman terhadap simpanan atau Loan to Deposit Ratio (LDR) naik ke level 89%.0Sementara total aset BNI mencapai Rp 1.066,71 triliun pada Q1 2024 atau naik 5,4% yoy.Net Interest Margin (NIM) turun ke level 4,0%, sedangkan periode yang sama tahun sebelumnya berada di angka 4,7%.
Namun beban bunga tercatat membengkak, utamanya didorong oleh naiknya biaya dana (cost of funds) sebesar 1,9% menjadi 2,8% pada kuartal I 2023. Dari sisi kualitas aset, rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (Gross) tercatat turun menjadi 2%, dibanding kuartal I-2023 yang sebesar 2,8 %. (Adhitya)

Sumber : Admin
An error occurred.