Kurs Rupiah Masih Terdepresiasi 3,4% Secara YtD
Wednesday, April 03, 2024       10:14 WIB

Ipotnews - Kurs rupiah masih terdepresiasi sebesar 3,4% terhadap dolar Amerika Serikat sejak akhir tahun 2023 hingga hari ini atau secara year to date (YtD).
Mengutip data aplikasi IPOT , Rabu (3/4) pukul 09.58 WIB, kurs rupiah berada di level Rp15.920 per dolar AS. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan 521 poin atau 3,4% dibanding akhir tahun lalu yang ditutup di level Rp15.399 per dolar AS.
Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk (), Reny Eka Putri mengatakan rupiah masih melemah hingga awal April 2024. "Kombinasi faktor global dan domestik mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini yang mulai mendekati Rp16.000 per dolar AS," kata Reny saat dihubungi Ipotnews, hari ini.
Ketidakpastian perekonomian global mendorong aliran dana ke aset-aset safe-haven. Melemahnya perekonomian global dan meningkatnya ketegangan geopolitik memaksa pelaku pasar untuk menempatkan dananya pada instrumen yang dianggap aman (safe haven), seperti dolar AS dan komoditas emas.
"Indeks dolar AS (DXY) masih meningkat ke 105 - 106 (dari akhir tahun 2023 di level 101). Kenaikan indeks dolar (DXY) menunjukkan berlanjutnya penguatan dolar AS terhadap mata uang utama," ujar Reny.
Meningkatnya permintaan dolar AS juga didorong oleh berbagai data perekonomian AS yang menunjukkan perbaikan. Pertumbuhan PDB AS pada kuartal IV 2023 direvisi naik menjadi 3,4% (qoq) dari sebelumnya 3,2% (qoq). Meskipun suku bunga masih tinggi, kondisi ini menunjukkan belanja konsumen yang kuat dan perekonomian AS yang tangguh.
Demikian pula, dalam hal perkembangan harga, tingkat inflasi PCE tahunan AS naik tipis menjadi 2,5% pada Februari 2024 dari 2,4% pada Januari lalu. PMI Manufaktur ISM AS juga meningkat menjadi 50,3 pada Maret, naik dari 47,8 pada Februari dan mengalahkan ekspektasi pasar sebesar 48,4.
"Hal ini menunjukkan ekspansi pertama di sektor manufaktur setelah kontraksi selama 16 bulan," tutup Reny.(Adhitya)

Sumber : admin
An error occurred.