Kinerja ICBP 2H22 Diekspektasikan Lebih Baik karena Pemulihan Margin
Friday, September 30, 2022       16:26 WIB

Ipotnews - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. () telah menaikkan harga untuk segmen mie inti sebesar 11% hingga 12% sejak 21 Desember lalu, dan masih menikmati pertumbuhan volume yang positif. Melemahnya harga komoditas diperkirakan akan memulihkan margin di 2H22F sebesar 350 basis poin menjadi 20,4%, lebih tinggi dari 1H22 yang sebesar 16,9%.
Kajian Indo Premier Sekuritas menunjukkan, valuasi saat ini (13,3x fwd P/E vs 5Y rata-rata 19,4x) adalah yang termurah di antara produsen bahan pangan di kelompok FMCG ( fast-moving consumer goods ) murni. "Pertahankan Beli," tulis Tim Riset Indo Premier dalam hasil kajiannya, Kamis (29/9).
Tim Riset menilai pertumbuhan volume tetap solid meskipun terjadi penyesuaian harga. terus menikmati pertumbuhan volume yang solid di seluruh segmen meskipun ada beberapa kenaikan harga sejak akhir tahun lalu. Perusahaan telah menaikkan harga untuk segmen mie inti sebesar +11-12% sejak Des 2021 (21 Des: 3-4%; 6M22: 8-9%), diikuti oleh segmen lainnya - Dairy sebesar 8-9% (sejak Okt 21); dan Makanan Ringan sebesar 5-7% 6M22.
"Ini membantu memperkuat tesis kami tentang kekuatan penetapan harga perusahaan dan ketahanan produk inti mereka terhadap penurunan kondisi inflasi yang meningkat," ungkap Tim Riset.
Margin 2H22F juga diharapkan pulih pasca kenaikan rata-rata harga jual (ASP) dan penurunan harga bahan baku. Harga bahan baku utama (gandum dan CPO) sudah mulai normal dan kembali ke tingkat sebelum perang. Tim Riset memperkirakan penurunan harga CPO akan tercermin dalam margin yang lebih tinggi mulai 3Q22.
Namun demikian, penyangga persediaan yang lebih tinggi (3-4 bulan) untuk gandum dan sedikit tambahan penyesuaian harga jual dari Bogasari pada Juli lalu, hanya akan menyiratkan sebagian pemulihan margin di 3Q22.
"Kombinasi dari ASP yang lebih tinggi dan harga komoditas lunak yang semakin turun mengarah pada ekspektasi kami bahwa marjin EBIT 2H22F dapat pulih ke 20,4%. Analisis sensitivitas kami mengungkapkan bahwa untuk setiap 5% penurunan gandum/CPO, margin EBIT mie akan meningkat sebesar 66/33bp dan sebaliknya di FY22F," papar Tim Riset.
Di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga, Tim Riset memperkirakan, keuntungan bersih akan tetap bertahan. secara strategis telah merestrukturisasi portofolio pinjamannya menjadi obligasi ( fixed rate ) pada tahun 2021 menjelang pergerakan kenaikan suku bunga secara global. "Analisis sensitivitas kami menunjukkan bahwa untuk setiap kenaikan bunga +1%, dampak terhadap laba bersih tidak signifikan - turun hanya -0,28%/-0,20% di FY22/23F," Tim Riset menambahkan.
Mengacu pada paparan tersebut di atas, Tim Riset mempertahankan rekomendasi Beli dengan target harga (TP) lebih rendah dari Rp10.800. Peringkat valuasi telah menurun di tengah kerugian kurs yang belum direalisasi dari obligasi USD-nya. Meskipun demikian, Tim Riset meyakini pertumbuhan laba inti akan tetap bertahan.
Mereka berpendapat, laba dari Pinehill setelah akuisisi seharusnya dapat menutupi beban bunga obligasi USD, tetapi perlu diwaspadi bahwa mata uang (terutama dalam mata uang Riyal Saudi) tidak terdepresiasi lebih dari 20% (perkiraan YTD -6%).
"Karena hasil 2Q22 yang lemah, kami merevisi turun laba inti FY22/23F sebesar -5,5/-1,0% tetapi mempertahankan rekomendasi Beli dengan TP yang lebih rendah sebesar Rp10.800 (sebelumnya Rp10.900),dengan patokan 15,5x FY23F P/E (-1.0 s.d. rata-rata 5-Y)." (Riset Indo Premier)

Sumber : Admin
An error occurred.