Pada artikel sebelumnya yang berjudul ' Mengapa Kita Perlu Menyusun Pendapatan pada Masa Pensiun (Retirement Income Planning) ' kita telah membahas berbagai manfaat dari menyusun perencanaan pendapatan pada masa pensiun sebagai bagian dari perencanaan pensiun yang kita lakukan, yaitu:
- Rasa Aman Bahwa Semua Masalah Keuangan Telah Direncanakan Dengan Baik
- Kepastian Pencapaian Tujuan-tujuan Masa Pensiun
- Rasa Damai (peace of mind) dan Mengurangi Stress
Pada artikel kali ini kita akan membahas tentang kesulitan-kesulitan yang muncul dalam menyusun rencana pendapatan pada masa pensiun, yang membuat banyak orang menunda atau tidak membuat perencanaan pendapatan untuk masa pensiunnya.
1. Perencanaan pendapatan pada masa pensiun terlalu rumit dan menyita waktu
Perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ) mungkin terasa sulit bagi orang dengan latar belakang pendidikan bukan di bidang ekonomi atau keuangan. Tetapi, jika Anda bukan sarjana ekonomi, jangan khawatir. Kuliah hanya mengajarkan seseorang untuk berpikir kritis. Tidak semua ilmu yang dibutuhkan dalam hidup ini akan dipelajari di bangku kuliah.
Ambil contoh diri saya sendiri. Saya kuliah Teknik Sipil, tetapi bekerja di bidang keuangan (sekuritas). Saya belajar ilmu keuangan (f inance ) dengan cara belajar mandiri hingga lulus ujian CFA ( Chartered Finance Analyst ) dan ujian CFP ( Certified Financial Planner ). Jadi, asal kita mau mencurahkan waktu yang cukup untuk mempelajari hal-hal baru, tidak ada persoalan yang terlalu rumit untuk dipelajari.
Keberatan dari orang yang tidak membuat perencanaan adalah bahwa masalah perencanaan pendapatan pada masa pensiun itu terlalu menyita waktu. Menurut saya, jika kondisi keuangan kita biasa-biasa saja, dalam arti tidak kaya raya dengan harta melimpah, dan hartanya hanya berada di dalam negeri saja, menyusun rencana pendapatan pada masa pensiun ( retirement income ) tidak akan menyita terlalu banyak waktu.
Ancang-ancang untuk menyusun rencana pendapatan pada masa pensiun secara mandiri sudah kami berikan dalam berbagai artikel Ipotnews, Anda bisa menggali lebih dalam sesuai kebutuhan Anda sendiri.
2. Perencanaan pendapatan pada masa pensiun berpotensi untuk melebih-lebihkan pendapatan
Kesulitan kedua dalam menyusun perencanaan pendapatan pada masa pensiun adalah bahwa kita cenderung over-estimasi (berlebihan) atas potensi pendapatan ( income ). Perencanaan pendapatan cenderung melebih-lebihkan (overestimasi) pendapatan karena sifat manusia yang cenderung untuk terlalu optimistis. Apalagi jika itu menyangkut potensi pendapatan dari aset-aset keuangan yang ada dalam Dana Pensiun.
Misalnya, dalam proyeksi pendapatan ( income ) dari aset-aset keuangan Dana Pensiun, kita cenderung mengambil tingkat imbal hasil ( return ) yang terlalu besar dan sebaliknya mengambil tingkat inflasi yang terlalu rendah.
Menurut pendapat kami, aset-aset Dana Pensiun sudah harus ditempatkan (sebagian terbesarnya) pada aset-aset yang menjanjikan hasil yang pasti ( guaranteed income ). Bedakan aset pendapatan pasti ( guaranteed income ) dengan aset pendapatan tetap.
Aset yang memberikan pendapatan pasti misalnya adalah deposito bank yang dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) atau pendapatan sewa tanah dan bangunan yang dibayarkan penyewa setiap tahun. Sebaliknya, pendapatan tetap adalah instrumen surat hutang atau obligasi.
Pendapatan yang diperoleh dari obligasi memang tetap jumlahnya pada setiap tanggal pembayaran kupon bunga. Tetapi, nilai pokok obligasi akan berubah terus bergantung pada kondisi suku bunga yang ada. Pokok (principal) obligasi hanya tetap jumlahnya pada tanggal emisi dan pada tanggal jatuh tempo obligasi.
3. Perencanaan pendapatan pada masa pensiun sulit dilakukan karena perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada kondisi pasar
Perubahan pasti terjadi pada kondisi pasar, pasar dapat naik atau pun turun. Perlu diingat bahwa pada saat kita sudah memasuki usia pensiun, maka sebagian besar aset Dana Pensiun kita sudah ditempatkan dalam aset pendapatan pasti ( guaranteed income ) dan bukan pada instrumen pendapatan tetap atau instrument ekuitas.
Kalau pun ada sebagian kecil aset Dana Pensiun yang kita tempatkan di dalam instrumen pendapatan tetap atau instrument ekuitas, kita tidak perlu sering-sering menengok investasi kita tersebut. Jadi, perubahan-perubahan nilai aset dari hari ke hari tidak akan mengganggu kita lagi.
4. Perencanaan pendapatan pada masa pensiun sulit dilakukan karena estimasi pengeluaran tidak dapat dibuat secara pasti
Estimasi pengeluaran pada masa pensiun terdiri atas: (1) biaya hidup sehari-hari, (2) biaya tempat tinggal, (3) biaya transportasi, (4) biaya pembayaran air, listrik, internet (utilitas), (5) biaya perawatan kesehatan, dan (6) biaya hiburan dan travelling . Kita tidak perlu membuat estimasi yang terlalu mendetail untuk biaya-biaya ( expenses ) yang akan kita keluarkan pada masa pensiun. Perencanaan pensiun dan perencanaan pendapatan pada masa pensiun bukanlah ilmu eksakta yang membutuhkan perhitungan yang njelimet .
Oleh : Fredy Sumendap, CFA
Sumber : IPS