Investor Alihkan Dana dari AS ke Reksadana dan ETF Asia, di Tengah Ketidakpastian Tarif
Friday, May 09, 2025       14:45 WIB

Ipotnews - Para investor mulai menarik dana dari saham-saham Amerika Serikat dan mengalihkan investasi mereka ke reksadana saham Asia. Mereka mengkhawatiran prospek pertumbuhan ekonomi AS yang dibayangi oleh kebijakan tarif dari pemerintahan Trump, serta potensi berakhirnya masa kejayaan pasar saham AS setelah bertahun-tahun.
Berdasarkan data LSEG Lipper yang mencakup 844 reksadana yang terdaftar secara global, arus masuk bersih ke reksadana saham berbasis bursa (ETF) yang berinvestasi di Asia mencapai USD8,45 miliar dalam tiga minggu hingga 7 Mei, tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Di sisi lain, dana saham AS mencatat arus keluar selama empat minggu berturut-turut, dengan total penarikan sebesar USD43,5 miliar hingga 7 Mei. Aksi tersebut merupakan respons atas kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump yang mengguncang kepercayaan investor.
"Ada kesadaran yang meningkat akan pentingnya diversifikasi portofolio dan kepadatan investasi di saham 'Magnificent 7', yang mendorong aliran dana ke pasar di luar AS termasuk Asia," ujar Prashant Bhayani, Chief Investment Officer di BNP Paribas Wealth Management, seperti dikutip Reuters, Jumat (9/5).
Aliran dana keluar ini bertepatan dengan kinerja positif dan penguatan mata uang di berbagai negara Asia, yang menunjukkan peningkatan minat investasi di kawasan tersebut, terutama dari pembeli asing.
Faktor lain yang turut memperkuat sentimen adalah valuasi saham yang menarik serta ekspektasi bahwa negara-negara Asia dapat mencapai kesepakatan dagang atau bahkan menjadi pihak yang diuntungkan dari jalur perdagangan baru yang menghindari tarif AS.
Gary Tan, manajer portofolio di Allspring Global Investments, mengungkapkan bahwa ia telah membeli beberapa saham di kawasan ASEAN yang menurutnya, memiliki valuasi menarik.
"Setelah guncangan awal akibat tarif pada bulan April, investor mulai melakukan investasi selektif melalui ETF di negara-negara yang mereka perkirakan akan meraih manfaat dari negosiasi tarif," katanya.
Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang tercatat naik lebih dari 4% sepanjang tahun ini, sementara S&P 500 dan Nasdaq mengalami penurunan masing-masing hampir 4% dan 7%.
Sebagai perbandingan, rasio harga terhadap pendapatan (PE) satu tahun ke depan untuk indeks acuan Malaysia berada di level 17,56, Taiwan di 14,64, sementara S&P 500 di 20,62.
"Kami melihat kebutuhan yang meningkat untuk diversifikasi dari aset AS, pelemahan dolar menuju nilai wajarnya dalam jangka panjang, serta valuasi saham Asia yang lebih murah dan posisi kepemilikan yang lebih ringan, sebagai faktor pendukung bagi ekuitas Asia," ujar Sunil Koul, analis strategi ekuitas pasar negara berkembang di Goldman Sachs. (Reuters)

Sumber : admin