IPO, Berikut Profil dan Kinerja Keuangan VKTR Milik Grup Bakrie
Friday, May 26, 2023       11:24 WIB

JAKARTA, investor.id - Perusahaan Grup Bakrie, PT Teknologi Mobilitas Tbk () bersiap menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 8,75 miliar saham atau 20%.
akan menyusul sejumlah perusahaan Grup Bakrie yang duluan sudah masuk Bursa Efek Indonesia (BEI). Antara lain, PT Bakrie & Brothers Tbk () yang juga pemegang saham , PT Bumi Resources Tbk (), PT Bumi Resources Minerals Tbk (), PT Energi Mega Persada Tbk (), dan lain-lain.
Harga penawarannya di kisaran Rp 100-130 per saham sehingga dana IPO yang bisa diraih sebanyak-banyaknya Rp 1,13 triliun. Masa penawaran awal (bookbuilding) berlangsung pada 26-31 Mei 2023. Perkiraan masa penawaran umum 12-14 Juni dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) diperkirakan 16 Juni.
Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek adalah Ciptadana Sekuritas Asia, Samuel Sekuritas, dan Trimegah Sekuritas.
Pemegang saham sebelum IPO ialah PT Bakrie & Brothers Tbk () 56,94%; PT Bakrie Metal Industries 27,56%, dan PT Kuantum Akselerasi Indonesia 15,50%.
Perseroan didirikan pertama kali dengan nama PT Bakrie Steel Industries pada tanggal 23 November 2007 dan mulai beroperasi pada tahun 2007. Perseroan melakukan perubahan nama menjadi PT Teknologi Mobilitas pada tanggal 29 Maret 2022.
Kegiatan usaha saat ini adalah bergerak di bidang perdagangan besar mobil baru dan sepeda motor baru berupa kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), komponen suku cadang, aksesori mobil, dan industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, sepeda motor roda dua dan tiga serta industri pengecoran besi dan baja, industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih melalui perusahaan anak.
adalah salah satu pionir dalam bidang elektrifikasi transportasi di Indonesia. Perseroan memulai perjalanannya dalam menjual bus listrik pada tahun 2018. Perseroan melakukan peluncuran produk bus listrik BYD di IMF/World Bank Conference sebagai langkah permulaan mengenalkan bus listrik di Indonesia.
Sampai saat ini, masih berfokus untuk melakukan penjualan business-to-business (B2B) dengan membawa bus listrik dari merek BYD, Switch Mobility, dan JAC.
Pada tahun 2022, telah menandatangani kerja sama dengan TransJakarta dalam penggunaan bus listrik sebagai salah satu moda transportasi yang akan dioperasikan oleh TransJakarta. Bus yang perseroan gunakan untuk hal tersebut adalah hasil dari kerja sama dengan BYD, salah satu produsen bus terbesar di dunia yang berbasis di Cina. Saat ini perseroan telah menjual 30 EV bus kepada Mayasari Bakti yang telah dioperasikan oleh TransJakarta.
Perseroan saat ini merupakan salah satu pelaku bisnis dalam perdagangan komponen suku cadang, aksesori, dan besi bekas ( scrap ) di Indonesia.
Perseroan memulai perjalanannya dalam perdagangan komponen suku cadang, aksesori, dan besi bekas (scrap) pada tahun 2007, di mana perseroan memulai distribusi untuk beberapa jenis komponen kendaraan komersial dan juga alat berat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengadaan komponen operasional perusahaan kontraktor pertambangan, perkebunan kelapa sawit dan beberapa pengguna langsung.
Untuk mendukung kegiatan usahanya, perseroan memiliki perusahaan anak yaitu PT Bakrie Autoparts (BA), PT Braja Mukti Cakra (BMC) dan PT Bina Usaha Mandiri Mizusawa ( BUMM ).
BA merupakan pembuat komponen otomotif yang menyuplai ATPM besar di Indonesia, baik untuk pasar domestik maupun ekspor. BMC bergerak di sektor industri suku cadang dan aksesori kendaraan bermotor roda empat atau lebih. BUMM bergerak di bidang industri pengecoran besi dan baja dengan menyediakan sparepart untuk general casting, otomotif, dan alat berat untuk pasar domestik.
Kinerja Keuangan
Sementara itu, dalam prospektus awal perseroan dijelaskan penjualan neto perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp 1,07 triliun meningkat Rp 391,95 miliar atau 57,71% dibandingkan dengan 2021 yang sebesar Rp 679,17 miliar.
Menurut manajemen , peningkatan tersebut disebabkan oleh adanya penjualan 30 unit bus listrik dan peningkatan penjualan perusahaan anak seiring dengan kenaikan permintaan dari customer otomotif pasca recovery pandemi Covid-19.
Sementara beban pokok penjualan perseroan tahun 2022 sebesar Rp 878,46 miliar, meningkat Rp 312,9 miliar atau 55,33% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp 565,56 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh kenaikan volume penjualan perseroan dan perusahaan anak.
Laba usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp 79,28 miliar meningkat Rp 44,45 miliar atau 127,60% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp 34,83 miliar. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh bertambahnya pendapatan perseroan namun diimbangi dengan kenaikan beban penjualan dan pemasaran serta beban umum dan administrasi yang sejalan dengan kenaikan penjualan.
Laba sebelum manfaat pajak penghasilan perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022 adalah sebesar Rp 75,85 miliar, meningkat Rp 20,63 miliar atau 37,36% dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021 sebesar Rp 55,22 miliar. Peningkatan tersebut disebabkan oleh terdapatnya keuntungan atas pelepasan saham pada entitas anak sebesar Rp 2,42 miliar.
Sementara itu, per 31 Desember 2022, aset Rp 1,03 triliun dan liabilitas Rp 758,02 miliar. Ekuitasnya di posisi Rp 274,88 miliar.

Sumber : investor.id
An error occurred.