Harga Minyak Turun, Risiko Pasokan Mereda, Rugi Mingguan Lebih dari 3%
Saturday, November 30, 2024       07:22 WIB

Ipotnews - Harga minyak turun pada Jumat (29/11) akhir pekan ini dan mencatat penurunan mingguan lebih dari 3%. Minyak tertekan oleh meredanya kekhawatiran terhadap risiko pasokan dari konflik Israel-Hezbollah serta prospek peningkatan pasokan pada 2025, meskipun OPEC + diperkirakan akan memperpanjang pemotongan produksi.
Minyak mentah Brent turun 34 sen atau 0,46%, ditutup pada $72,94 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 72 sen atau 1,05%, menjadi $68 per barel, dibandingkan penutupan terakhir sebelum libur Thanksgiving pada Kamis.
Aktivitas perdagangan relatif sepi karena hari libur di AS. Sepanjang minggu, Brent mengalami penurunan 3,1%, sementara WTI merosot 4,8%.
Empat tank Israel dilaporkan memasuki sebuah desa di perbatasan Lebanon, menurut kantor berita resmi Lebanon pada Jumat. Meski demikian, gencatan senjata yang berlaku sejak Rabu telah mengurangi premi risiko minyak, sehingga menekan harga, meskipun kedua pihak saling menuduh melakukan pelanggaran.
Namun, konflik di Timur Tengah sejauh ini belum mengganggu pasokan. Pasokan minyak diperkirakan akan lebih melimpah pada 2025. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan potensi surplus lebih dari 1 juta barel per hari (bph), setara dengan lebih dari 1% produksi global.
"Data terbaru menunjukkan bahwa tahun depan cenderung lebih longgar dibandingkan tahun ini, dan harga minyak diperkirakan rata-rata berada di bawah level 2024," kata Tamas Varga, analis dari broker minyak PVM.
Kelompok OPEC +, yang terdiri dari negara-negara anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak ( OPEC ) dan sekutunya termasuk Rusia, menunda pertemuan kebijakan berikutnya ke 5 Desember dari sebelumnya 1 Desember. Pada pertemuan tersebut, OPEC + diperkirakan akan memutuskan perpanjangan pemotongan produksi.
"Setelah dua kali penundaan, kelompok ini harus mempertimbangkan risiko penurunan harga lebih lanjut di tengah pelepasan barel yang saat ini tidak diinginkan, terutama karena ekspektasi produksi yang kuat dari produsen non- OPEC + tahun depan dapat menyebabkan surplus minyak mentah," ujar Ole Hansen, analis dari Saxo Bank.
Menurut survei Reuters terhadap 41 analis, Brent diperkirakan rata-rata berada di $74,53 per barel pada 2025. Ini menandai revisi turun bulanan ketujuh berturut-turut dalam survei Reuters.
(reuters)

Sumber : admin