Greenback Tersungkur ke Level Terendah Dua Bulan, Euro dan Yen Melesat
Monday, November 20, 2023       14:46 WIB

Ipotnews - Dolar merosot ke level terendah dalam dua bulan, Senin, memperpanjang tren penurunan dari pekan lalu, karena trader menegaskan kembali keyakinan mereka bahwa suku bunga Amerika Serikat telah mencapai puncaknya dan mengalihkan perhatian mereka pada kapan Federal Reserve dapat mulai menurunkan suku bunganya.
Yuan menyentuh level tertinggi dalam tiga bulan baik di pasar onshore maupun offshore, didukung Bank Sentral China ( PBOC ), yang memberi dorongan pada dolar Australia dan Selandia Baru, karena keduanya sering digunakan sebagai proxy likuid bagi yuan.
Indeks Dolar (Indeks DXY) di perdagangan Asia mencapai titik terendah di 103,53, level terlemah sejak 1 September, memperpanjang kejatuhan hampir 2% dari pekan lalu - depresiasi mingguan paling tajam sejak Juli.
Terhadap melemahnya greenback, euro mencapai level tertinggi sejak Agustus di USD1,09365, sementara yen melesat ke posisi tertinggi satu bulan di 148,68 per dolar, demikian laporan  Reuters,  di Singapura, Senin (20/11).
Pasar telah memperhitungkan risiko kenaikan suku bunga lebih lanjut dari the Fed setelah sejumlah indikator ekonomi Amerika yang lebih lemah dari perkiraan, minggu lalu, terutama setelah angka inflasi yang berada di bawah ekspektasi.
Fokus saat ini beralih pada seberapa cepat penurunan suku bunga dapat dilakukan, dengan perkiraan di masa depan ada kemungkinan 30% bahwa the Fed dapat mulai memangkas suku bunga pada awal Maret, menurut FedWatch Tool CME Group.
"Perkiraan pasar terhadap kebijakan FOMC kemungkinan akan tetap stabil, sehingga dolar hanya memiliki sedikit katalis untuk menggerakkannya minggu ini," kata Carol Kong, analis Commonwealth Bank of Australia (CBA). "Jika kita melihat selera risiko meningkat lagi, dolar pasti akan semakin melemah."
Poundsterling naik 0,14% menjadi USD1,2480, mendekati level tertinggi dalam dua bulan, sementara euro terakhir dibeli USD1,09185 menjelang pembacaan flash PMI zona euro yang akan dirilis minggu ini.
Juga akan dirilis pekan ini adalah risalah pertemuan terbaru the Fed, yang bakal memberi warna pada pemikiran pengambil kebijakan ketika mereka mempertahankan suku bunga stabil untuk kedua kalinya pada pertemuan awal November.
"(Risalah rapat FOMC ) dapat dibingkai sebagai 'Fed pivot', sehingga menggarisbawahi reli risk-on yang mendukung pelemahan imbal hasil US Treasury dan dolar AS, di samping pembelian aset berisiko," kata Vishnu Varathan, Head of Economics and Strategy Mizuho Bank.
Di tempat lain, yuan melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan terhadap dolar baik di pasar onshore maupun offahore, karena bank sentral mengarahkan mata uang tersebut lebih tinggi dan eksportir bergegas mengkonversi penerimaan dolar mereka ke dalam mata uang lokal.
Di pasar onshore, yuan naik 0,5% ke posisi tertinggi dalam tiga bulan 7,1700 per dolar, sementara yuan di offshore juga mendapat dorongan serupa dan melejit sekitar 0,6% ke level tertinggi dalam tiga bulan di 7,1703 per dolar.
Aussie terakhir menguat 0,5% menjadi USD0,6546, setelah mencapai level tertinggi tiga bulan di USD0,6563 pada awal sesi, sementara kiwi meningkat 0,54% menjadi USD0,6025.
Senin, China mempertahankan suku bunga pinjaman tidak berubah dalam penetapan bulanannya, sesuai ekspektasi, karena pelemahan yuan terus membatasi pelonggaran moneter lebih lanjut dan pembuat kebijakan menunggu untuk melihat dampak stimulus sebelumnya terhadap permintaan kredit.
Yuan, yang ambles hampir 4% terhadap dolar tahun ini, terus tertekan oleh lambatnya pemulihan ekonomi di China dan sentimen investor yang masih lemah.
"Saya pikir tema pemulihan ekonomi China yang lemah akan bertahan untuk sementara waktu," kata Kong. "Sampai kita mendapatkan pemulihan yang lebih berarti dalam perekonomian China, saya pikir hal tersebut akan menjadi hambatan bagi (yuan), Aussie, dan kiwi dalam jangka pendek." (ef)

Sumber : Admin