Gelar Topping Off, Pakuwon Jati (PWON) Bahas Soal Dampak Kenaikan BI Rate
Saturday, April 27, 2024       16:32 WIB

IDXC hannel -PT Pakuwon Jati Tbk() baru saja menggelar Topping Off Ceremony Pakuwon Residence Bekasi, pada Sabtu (27/4/2024).
Dalam kesempatan tersebut, manajemen juga menyampaikan update atas kinerjamarketing salesperusahaan, dalam beberapa waktu terakhir.
Termasuk, emiten properti tersebut juga menyinggung kondisi perekonomian terkini, terutama terkait kebijakan pemerintah melaluiBank Indonesia(BI), yang menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate) ke level 6,25 persen.
"Kami optimistis (kenaikan BI Rate) tidak akan menimbulkan efek negatif terhadap kinerja perusahaan," ujar Direktur Utama , Alexander Stefanus Ridwan Suhendra, di sela seremoni Topping Off.
Menurut Alexander, pihaknya meyakini bahwa dikatrolnya posisi BI Rate tidak akan serta-merta menurunkan minat masyarakat dalam membeli produk properti yang dipasarkan oleh .
Karenanya, dengan asumsi demikian, Alexander pun yakin kinerja marketing sales perusahaan di sepanjang 2024 ini tidak akan terhambat, dan bakal berjalan sesuai harapan.
"Memang kenaikan suku bunga akan mendorong bank untuk lebih selektif dalam memberikan KPA (Kredit Pemilikan Apartment) atau KPR (Kredit Pemilikan Rumah) kepada konsumen," aku Alexander.
Namun demikian, Alexander mengeklaim bahwa selama ini telah memiliki rekam jejak yang bagus terkait pengucuran KPA dan KPR dalam setiap pengembangan proyek yang dilakukan.
Rekam jejak yang mentereng tersebut didasarkan pada kemampuan dan komitmen dalam membangun sekaligus merampungkan berbagai proyek yang dimiliki.
"Rekam jejak ini kami yakin juga akan meningkatkan keyakinan perbankan untuk mengucurkan program KPA dan juga KPR kepada konsumen kami, dan hasilnya akan cukup maksimal, sesuai harapan," tutur Alexander.
Selain bergantung pada kinerja penjualan, dikatakan Alexander, pihaknya juga memiliki sumber pendapatan lain, seperti recurring income dari biaya sewa di pusat perbelanjaan dan juga hotel.
Tak hanya itu, dikatakan Alexander, tetap akan selalu menjaga struktur pembiayaan dalam setiap proyek, agar tidak membebani porsi keuangan.
Selama ini, sedikitnya 30 persen dari kebutuhan investasi pada proyek perusahaan diambilkan dari pinjaman perbankan.
"Porsi ini jelas berbeda dan jauh lebih prudent dibanding struktur pembiayaan yang lebih banyak digunakan oleh pengembang lain, di mana porsi pinjaman bank biasanya dimaksimalkan hingga 70 persen. Jadi (struktur ) lebih aman," tegas Alexander.

Sumber : idxchannel.com
An error occurred.