Garuda Indonesia (GIAA) Umumkan Kinerja Semester I-2024
Tuesday, October 01, 2024       19:41 WIB

JAKARTA, investor.id- Emiten maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk () mencetak pendapatan sebesar US$ 1,62 miliar atau ekuivalen Rp 24,63 triliun sepanjang semester I-2024. Realisasi tersebut tumbuh sebesar 18.27% jika dikomparasikan dengan pendapatan pada periode sama tahun lalu sebesar US$ 1,37 miliar.
Sayangnya, pertumbuhan pendapatan tersebut belum cukup untuk mengatrol kinerja laba bersih yang masih menderita kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 101,65 juta atau setara Rp 1,54 triliun. Kerugian bersih ini membengkak sebanyak 32,88% daripada kerugian pada semester I-2023 yang sebesar US$ 76,50 juta.
Pertumbuhan pendapatan ditopang oleh menguatnya pendapatan usaha berkat peningkatan penumpang sebanyak 27,40% menjadi 11,53 juta penumpang pada paruh pertama tahun ini. Padahal, pada semester 1-2023 penumpang Garuda berjumlah 9,05 juta penumpang.
Sementara capaian angkutan penumpang hingga Juni 2024 bersumber dari Garuda Indonesia (mainbrand) sebanyak 5,27 juta penumpang, naik signifikan sebesar 45,17% dan Citilink sebanyak 6,27 juta penumpang, melompat sebesar 15,49%.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan, sampai pertengahan 2024, Garuda Indonesia secara bertahap berhasil mengimplementasikan sejumah langkah strategis optimalisasi kinerja baik dari aspek layanan dan aspek operasional, termasuk menghadirkan rangkaian inisiatif yang dapat meningkatkan performa kinerja perusahaan terutama dari sisi pendapatan usaha.
"Perolehan peningkatan pendapatan usaha tersebut dikontribusikan oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$1,27 miliar yang tumbuh 15,72 persen (YoY), pendapatan penerbangan tidak berjadwal sebanyak US$177,97 juta atau tumbuh 24,93 persen dari tahun 2023 di periode yang sama yakni US$142,46 juta, dan pendapatan lainnya yang meningkat hingga 33,01 persen dari sebelumnya US$126 juta menjadi US$167,6 juta," papar Irfan dalam keterangan resminya, Selasa (1/10/2024).
Menurut Irfan, tren penguatan fundamental kinerja positif juga tercermin pada semester I-2024 di antaranya dari sisi EBITDA yang tumbuh sebesar 14,91% menjadi US$ 416,48 juta atau membaik dari periode semester I-2023 sebesar US$ 362,40 juta. Kemudian, operating revenue  tumbuh sebesar 18,27% menjadi US$1,62 miliar pada semester I- 2024 yoy.
"Tidak dapat dipungkiri di tengah fase industri penerbangan global yang masih terus bergerak dinamis selepas pandemi, penguatan profitabilitas perseroan masih menjadi tantangan utama yang terus kami akselerasikan. Dengan konsistensi pertumbuhan kinerja yang tumbuh positif dari segi pendapatan usaha, kami meyakini Garuda Indonesia secara bertahap dapat terus mempertahankan kinerja positif hingga akhir 2024," ujar Irfan.
Optimisme tersebut, sambung Irfan, akan perseroan wujudkan dengan cara maksimalkan peningkatan alat produksi, optimalisasi jaringan penerbangan melalui kolaborasi strategis, sampai memperluas portfolio bisnis pada lini ancillary revenue. 
Faktor Pendukung
Sejumlah faktor pendukung pencapaian kinerja positif sampai semester I-2024 di antaranya akselerasi pemenuhan kewajiban usaha melalui penyelesaian pelunasan sebagian atas surat utang dan sukuk.
Lalu, Garuda Indonesia (mainbrand) juga menyelesaikan operasional haji 2024 dengan pencatatan kenaikan jumlah penumpang dibandingkan angkutan pada periode tahun sebelumnya, sehingga turut menyumbang catatan positif di perolehan pendapatan penerbangan.
Selanjutnya, penguatan sinergi dalam kaitan kerja sama komersial antara Garuda Indonesia dan Singapore Airlines untuk membawa manfaat lebih bagi pengguna jasa kedua maskapai di rute penerbangan dari/menuju Indonesia dan Singapura.
Irfan menerangkan, kemitraan tersebut turut memperkuat ekosistem bisnis penerbangan di kawasan regional yang diharapkan dapat memperkuat posisi sebagai maskapai penerbangan global dengan jangkauan jaringan yang semakin kompetitif baik di pangsa pasar domestik maupun internasional.
Selain itu, penyampaian laporan keuangan konsolidasi (audited) periode Juni 2024 turut menindaklanjuti salah satu inisiatif strategis Garuda Indonesia yaitu pengalihan kepemilikan hanggar dan fasilitas pendukungnya kepada sebagai penyertaan modal secara non-tunai (inbreng) kepada entitas usahanya PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (). Melalui also korporasi ini, akan menambah kepemilikan sahamnya di GMF.
"Adanya aksi korporasi dalam skema inbreng tersebut, diharapkan dapat membawa manfaat berkelanjutan terutama mendukung langkah langkah optimalisasi kinerja keuangan, utamanya melalui improvement posisi ekuitas perseroan secara konsolidasi, serta optimalisasi aset yang dapat memaksimalkan berbagai pengembangan kegiatan usaha," tutup Irfan.

Sumber : investor.id
An error occurred.