Emas Reli ke Rekor Tertinggi Didorong Optimisme Pemotongan Suku Bunga AS
Friday, September 13, 2024       14:16 WIB

Ipotnews - Harga emas melesat ke level tertinggi sepanjang masa, Jumat, karena dolar melemah di tengah prospek pemangkasan suku bunga AS, sementara paladium melambung 15% sejauh minggu ini.
Harga emas spot naik 0,40% menjadi USD2.568,15 per ons pada pukul 14.06 WIB, setelah mencapai rekor tertinggi USD2.570,03 pada awal sesi. Logam kuning melonjak sekitar 3% sejauh pekan ini.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat menguat 0,52% menjadi USD2.593,90 per ons, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Bengaluru, Jumat (13/9).
Indeks Dolar (Indeks DXY) tersungkur ke level terendah satu minggu, membuat emas yang dibanderol dalam greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Terlepas dari besarnya pemotongan suku bunga awal the Fed, kami melihat akan segera terjadi siklus pelonggaran yang berpotensi panjang dan sering, yang merupakan skenario yang menjadi pertanda baik bagi aset seperti emas yang tidak memberikan imbal hasil," kata Tim Waterer, Kepala Analis KCM Trade.
Dana Moneter Internasional (IMF), Kamis, mengatakan sudah tepat bagi the Fed untuk memulai siklus pelonggaran moneter pada pertemuan minggu depan, karena risiko kenaikan inflasi telah mereda.
Trader melihat peluang 45% untuk pengurangan 50 basis poin pada pertemuan 18 September, dan peluang 55% untuk pemotongan 25 bp.
Investor akan mengamati data sentimen konsumen Amerika (pendahuluan) yang akan dirilis hari ini untuk petunjuk lebih lanjut tentang prospek suku bunga.
"Lintasan emas masih sangat bullish dengan banyak ketidakpastian di bidang geopolitik dan ekonomi," kata Brian Lan, analis GoldSilver Central yang berbasis di Singapura
"Pembelian emas oleh bank sentral masih kuat karena ke depan tampaknya agak suram dan mereka ingin melindungi diri dari risiko."
Perak spot naik tipis 0,2% menjadi USD29,97 dan platinum melonjak sekitar 1% menjadi USD985,47.
Paladium naik 0,1% menjadi USD1.047,59 dan menuju minggu terbaiknya sejak Desember 2023, didorong kekhawatiran pembatasan ekspor.
Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu, mengatakan Moskow harus mempertimbangkan pembatasan ekspor uranium, titanium, dan nikel sebagai balasan terhadap Barat. (ef)

Sumber : Admin