Dorong Kesadaran ESG, Bank Mandiri Adakan MSF 2023
Thursday, December 07, 2023       18:26 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia - Penerapan prinsip Environmental Social Governance (ESG) di perusahaan Indonesia masih mengalami sejumlah tantangan. Bahkan 43% belum menyadari adanya target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia di tahun 2030.
Mengingatkan saja, dalam Paris Agreement, Indonesia telah berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% secara mandiri, atau 43,2% dengan bantuan internasional dalam NDC-nya
Berdasarkan hasil riset Mandiri Institute, diferensiasi produk ESG dan gaya pendanaan di Indonesia masih minim. Ini terjadi, karena masih rendahnya kesadaran terkait ESG termasuk masih banyak yang belum percaya bahwa ESG sebagai prioritas.
Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, sebanyak 71% perusahaan terbuka meyakini praktik bisnis dengan prinsip ESG akan menjadi prioritas di masa depan. Namun, hanya 57% baru sadar akan target Nationally Determined Contributions (NDC), alias 43% sisanya belum sadar atas penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) hingga tahun 2030.
"Untungnya, hampir seluruh responden telah mempertimbangkan untuk melakukan praktik bisnis ESG ke depannya. Artinya, potensi bisnis berkelanjutan masih sangat terbuka," ungkap Andry dalam Mandiri Sustainability Forum (MSF) 2023, di Jakarta, Kamis, (7/12/2023).
Potensi ini dilihat dari data penandatanganan prinsip investasi bertanggung jawab atau Principles for Responsible Investment (PRI) yang meningkat signifikan.
Hingga November 2023, terdapat 5.374 penandatanganan prinsip investasi bertanggung jawab. Selain itu, penerbitan surat utang global terkait ESG mencapai US$ 1,5 triliun di 2022, meningkat hampir 15 kali dibandingkan tahun 2015.
Meski begitu, diskusi soal tantangan dan peluang penerapan ESG di masa depan perlu terus dilakukan. Salah satu inisiatif yang digaungkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk () adalah mengadakan MSF 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Mandiri Institute mengundang pembicara dari berbagai latar belakang. Diantaranya, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar sekaligus Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi dan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar.
Dari kalangan pakar, terdapat nama Chairman of the Board, U.S. Soybean Export Council (USSEC) Stan Born, Co-Founder and Chief Executive Officer, Climate Bonds Initiative Sean Kidney, Chief Executive Officer Assentoft Aqua Asia Pte Ltd MAtthew Tan, hingga Country Manager Global Reporting Initiative (GRI) Indonesia Dewi Suyenti Tio.
(fsd/fsd)

Sumber : www.cnbcindonesia.com
An error occurred.