Dolar Berkibar, Logam Kuning Tertahan di Bawah Level USD1.900
Monday, February 06, 2023       15:32 WIB

Ipotnews - Harga emas menguat kembali, Senin, tetapi apresiasi dolar dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve mungkin akan terus menaikkan suku bunga membuat logam kuning tertahan di bawah level USD1.900 per ons.
Harga emas di pasar spot naik 0,5% menjadi USD1.875,20 per ons pada pukul 14.48 WIB, setelah menyentuh level terendah sejak 6 Januari, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Senin (6/2).
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat, bertambah 0,6% menjadi USD1.887,60 per ons.
Harga emas jatuh lebih dari 2% pada sesi Jumat setelah data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja Amerika naik tajam bulan lalu, dan tingkat pengangguran mencapai level terendah lebih dari 53,5 tahun di 3,4%.
"Pasar awalnya mencermati penurunan (suku bunga) pertama yang akan terjadi pada kuartal ketiga (pasca- FOMC tetapi sebelum rilis non-farm payrolls), namun ekspektasi untuk penurunan pertama sekarang didorong kembali ke November-Desember," kata analis OCBC , Christopher Wong.
"Pasar sekarang memperkirakan the Fed akan mempertahankan suku bunga puncak (masih sekitar 5%) ditahan lebih lama. Ini bisa menekan daya tarik emas untuk sementara."
Spekulasi itu membantu Indeks Dolar (Indeks DXY) naik 0,2%, menambah tekanan pada emas karena mendongkrak harganya bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Naiknya suku bunga the Fed cenderung meredupkan daya tarik emas karena meningkatkan  opportunity cost  untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil itu sambil meningkatkan dolar, di mana logam kuning dihargakan.
"Kami melihat harga (emas) di kisaran USD1.820-1.950, tetapi ke depan, kami lebih konstruktif, terutama setelah fokus beralih (seperti yang kami pikirkan) ke kemungkinan penurunan suku bunga dan dolar yang lebih lemah," ujar Edward Meir, analis Marex.
Harga perak di pasar spot menguat 0,7% menjadi USD22,50 per ons, platinum sedikit berubah di USD974,19 dan paladium naik tipis 0,1% menjadi USD1.624,79.
"Di antara PGM (Platinum-Group Metal), gangguan pasokan di Afrika Selatan karena krisis energi yang mendalam akan membantu menstabilkan harga dalam jangka pendek," kata ANZ. (ef)

Sumber : Admin