Do It Yourself Perencanaan Keuangan (5) : Belajar Berinvestasi
Monday, March 04, 2024       16:39 WIB

Pada artikel seri ke-4 tentang  Do It Yourself  Perencanaan Keuangan :  Bagaimana Caranya Menyimpan Uang?  Kita telah membahas beberapa langkah yang dapat diambil untuk menyimpan uang.
Pertama, temukan cara untuk menyimpan uang. Artinya adalah menemukan bagian-bagian dari pengeluaran yang tidak perlu dan dapat dihemat. Bagi seorang karyawan yang hanya mengandalkan gaji bulanan, hal pertama yang harus dilakukan untuk menyimpan uang adalah melihat ke dalam pos laporan rugi-laba ( income statement ) bulanan, dan mencari uang yang dapat dihemat untuk disimpan. Dalam hal ini, pisahkan pengeluaran yang sifatnya wajib ( needs ) dan pengeluaran yang sifatnya tidak wajib ( wants ).
Kedua, jadikan menabung sebagai kebiasaan. Hitung target jumlah tabungan yang dapat dicapai setiap bulan, dan perlakukan target jumlah tabungan ini sebagai pengeluaran yang memiliki proritas paling tinggi dibanding pengeluaran-pengeluaran lainnya.
Ketiga, siapkan Dana Cadangan ( Emergency Fund ). Dengan memiliki Dana Cadangan, maka pengeluaran-pengeluaran besar yang tidak terduga ( emergency ) misalnya akibat PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), sakit yang berat pada anggota keluarga, atau kecelakaan atau kehilangan yang terjadi pada kendaraan (tabrakan) yang dipakai pergi dan pulang kantor, dapat ditanggulangi tanpa mengganggu anggaran (budget) bulanan, terutama pada target jumlah tabungan bulanan.
Setelah kita tahu caranya untuk mendapatkan uang untuk disimpan atau ditabung ( saving ), kita akan mempelajari cara 'menabung' yang lebih cerdas ( smart ), yaitu berinvestasi. Berinvestasi kami anggap merupakan cara yang lebih cerdas ( smart ) untuk menabung uang karena dengan berinvestasi, uang yang dimiliki akan berkembang dengan lebih cepat (dibandingkan sekadar mendapatkan bunga di bank).
Tetapi tentu saja, berinvestasi memiliki resiko yang harus kita sadari, karena investasi yang ceroboh bisa berakibat nilai investasi yang diperoleh lebih rendah dari pada nilai awal (pokok) investasi.
Ada satu perbedaan utama antara menabung uang di bank dengan berinvestasi. Dengan menabung maka nilai pokok uang tabungan kita akan tetap jumlahnya, tetapi kita akan menerima bunga yang telah kita ketahui besarnya pada waktu kita mulai menabung.
Sebaliknya, ketika kita berinvestasi, maka tidak ada jaminan bahwa nilai pokok investasi kita akan bertumbuh menjadi berapa besar. Bahkan, dalam kasus kegagalan investasi, nilai pokok yang kita tanamkan di awal investasi justru berkurang atau dengan kata lain investasinya merugi.
Memahami perbedaan antara tipe-tipe investasi
Investasi dapat dibagi atas investasi pada aset riil ( tangible assets ) dan investasi pada aset tak berwujud atau surat-surat berharga ( intangible assets ). Investasi pada aset riil dapat berupa investasi tanah dan bangunan, emas batangan, dan komoditi lainnya.
Sementara itu, investasi pada surat-surat berharga dapat berupa saham, obligasi, dan unit penyertaan reksadana. Investasi pada aset riil seperti tanah dan bangunan umumnya bernilai besar, tidak mudah dipecah-pecah menjadi aset lain yang lebih kecil, dan tidak murah untuk dialihkan (dipindah-tangankan).
Sebaliknya, untuk berinvestasi pada aset tak berwujud (surat-surat beharga), maka besar investasi itu umumnya dapat disesuaikan dengan kemampuan keuangan pemodal, mudah dipecah-pecah menjadi jumlah yang lebih kecil, serta mudah dan murah untuk dipindah-tangankan. Investasi pada aset tak berwujud ( intangible assets ) dapat dibagi lagi atas investasi pada instrumen ekuitas (saham-saham), instrumen pendapatan tetap (obligasi), dan unit penyertaan reksadana.
Memiliki saham pada suatu perusahaan berarti ikut serta sebagai pemilik perusahaan itu. Jika perusahaan membukukan keuntungan, maka harga saham perusahaan akan naik. Sebaliknya, jika perusahaan merugi, maka harga saham-saham perusahaan tersebut akan turun.
Dari segi urutan hak atas arus kas ( cash flow ) perusahaan, pemegang saham memiliki urutan paling bawah. Artinya, dalam hal terjadi kebangkrutan, pemegang saham hanya berhak atas apa pun yang tersisa setelah hak-hak karyawan terpenuhi, dan semua kewajiban (utang) perusahaan terbayar lunas.
Selanjutnya, berinvestasi pada instrumen obligasi yang diterbitkan perusahaan berarti memberi utang kepada perusahaan. Dari segi urutan hak atas arus kas ( cash flow ) perusahaan, pemegang obligasi (surat utang) memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada pemegang saham. Artinya, pemegang obligasi harus dibayar lunas semuanya sebelum pemegang saham berhak mendapatkan haknya ata arus kas perusahaan.
Investasi pada saham atau investasi pada obligasi yang disebut di atas merupakan tipe investasi langsung ( direct investment ) di mana pemodal langsung membeli instrumen saham atau instrumen obligasi yang diinginkannya. Investasi langsung tidak selalu merupakan investasi yang diinginkan oleh pemodal dengan berbagai alasan.
Ada pemodal yang mungkin tidak memiliki waktu (atau kemampuan) untuk melakukan analisis sendiri atas saham-saham atau obligasi-obligasi yang ingin dibelinya, atau jumlah dananya untuk berinvestasi terbatas sehingga pemodal tidak dapat melakukan diversifikasi investasi.
Bagi pemodal seperti ini, yang tidak memiliki cukup waktu untuk menganalisis sendiri saham-saham atau obligasi-obligasi itu, atau tidak memiliki kemampuan untuk melakukan sendiri analisis tersebut, atau jumlah dananya terbatas untuk melakukan diversifikasi atas saham-saham atau obligasi-obligasi yang dibelinya, maka tersedia cara lain yaitu investasi tidak langsung ( indirect investment ) dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. Unit Penyertaan Reksadana merupakan satuan ukuran kepemilikan yang tidak terbagi-bagi atas kekayaan reksadana tersebut.
Menentukan berapa besar resiko yang dapat Anda terima
Untuk menentukan berapa besar resiko yang kita sanggup terima dari suatu investasi, cara yang paling mudah yang dapat dipakai oleh orang yang awam (dibandingkan mengisi berbagai kuesioner tentang selera resiko atau  risk appetite  yang belum tentu kita mengerti dengan baik) adalah dengan menjawab pertanyaan sederhana ini: kapan uang investasi ini akan saya butuhkan?
Jika uang investasi itu, sebagai contoh, dibutuhkan untuk membayar uang masuk fakultas kedokteran universitas pilihan anak dalam waktu enam bulan dari sekarang, maka Anda tidak dapat mengambil resiko untuk menginvestasikan uang tersebut ke dalam instrumen ekuitas atau pun instrumen pendapatan tetap, sekali pun Anda sudah melakukan diversifikasi resiko dan ada manajer investasi 'profesional' yang melakukan investasi melalui investasi pada unit penyertaan reksadana.
Memilih tipe investasi yang sesuai
Investasi dapat dibagi atas investasi langsung ( direct investment ) pada instrumen ekuitas (saham-saham), investasi pada instrumen pendapatan tetap (obligasi), dan investasi tidak langsung ( indirect investment ) melalui instrumen Unit Penyertaan Reksadana. Ketiga jenis investasi ini disebut investasi pada aset keuangan ( intangible asset ). Investasi lain dapat berupa tanah dan bangunan (properti) atau emas (komoditi) atau investasi pada aset riil ( tangible assets ). Tiap jenis investasi mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Keuntungan investasi pada aset keuangan ( intangible assets ) adalah aset mudah dipecah-pecah menjadi aset yang lebih kecil, atau dialihkan dengan biaya yang murah dan harga investasi dapat diketahui setiap hari. Kekurangan investasi pada aset keuangan adalah fluktuasi harga aset yang sangat besar, bahkan pada kondisi tertentu dapat menjadi nihil.
Sebaliknya, keuntungan investasi pada aset riil dapat menjadi sarana lindung nilai yang sangat berguna pada kondisi inflasi yang tinggi sekali ( hyper inflation ). Kekurangan investasi pada aset riil adalah nilai investasi yang relatif tinggi sekali, aset riil tidak mudah dipecah-pecah atas nilai yang lebih kecil, dan asset riil tidak mudah dialihkan kepada pihak lain tanpa menimbulkan konsekuensi pajak dan berbagai bea lainnya.
Melakukan diversifikasi investasi
Jika Anda melakukan investasi langsung, baik investasi pada aset keuangan ( intangible assets ) mau pun aset riil ( tangible assets ), penting sekali untuk selalu melakukan diversifikasi. Jika Anda berinvestasi pada aset keuangan, dan Anda hanya memiliki dana terbatas, sebaiknya Anda membeli Unit Penyertaan Reksadana saja.
Selain dapat membeli bermacam jenis saham atau obligasi, dengan membeli Unit Penyertaan Reksadana, nilai investasi Anda pun dapat diketahui setiap hari melalui pengumuman Nilai Aktiva Bersih (Net Asset Value) reksadana yang dilakukan oleh Bank Kustodian Reksadana.
Berdasarkan cara pengelolaan aset reksadana, ada reksadana yang dikelola secara aktif ( actively managed mutual fund ), dan ada reksadana yang dikelola secara pasif mengikuti indeks ( passively managed mutual fund ). Ada variasi kinerja dari kedua macam reksadana ini, tetapi keduanya sama-sama menawarkan diversifikasi investasi kepada para pemodalnya.
Selanjutnya, ada reksadana konvensional yang unit penyertaannya tidak diperdagangkan di bursa, dan ada pula reksadana bursa (ETF atau  Exchange Traded Fund ) yang unit penyertaannya diperdagangkan di bursa. Ada beberapa perbedaan dari segi hukum untuk kedua jenis reksadana ini, tetapi sama-sama menawarkan diversifikasi investasi kepada para pemodalnya.
 Oleh: Fredy Sumendap 

Sumber : admin