Defisit APBN 2025 Diprediksi Capai Rp616,2 Triliun, 2,5 Persen dari PDB
Thursday, March 13, 2025       13:39 WIB

Ipotnews - Defisit APBN 2025 diprediksi mencapai Rp616,2 triliun atau sekitar 2,53% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Economist PT Bank Danamon Indonesia Tbk (), Hosianna Evalita Situmorang, mengatakan proyeksi tersebut mengacu pada rencana penerbitan obligasi bruto sebesar Rp1.442,6 triliun.
"Dari jumlah tersebut, Rp642,6 triliun dalam bentuk penerbitan neto dan Rp800 triliun untuk utang jatuh tempo," kata Hosianna dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/3).
Dia mengatakan peningkatan jatuh tempo obligasi akibat langkah-langkah stimulus pasca-Covid yang dapat mendorong penerbitan SUN lebih tinggi hingga 2030.
"Dari realisasi ini, kami menegaskan kembali peningkatan target lelang obligasi SUN reguler menjadi Rp28 triliun hingga Rp42 triliun (naik dari Rp22 triliun hingga Rp33 triliun) dan penerbitan obligasi syariah SBSN menjadi Rp9 tiriliun hingga Rp12 triliun (dari Rp9 triliun)," ujar Hosianna.
Penyesuaian ini mendukung pembiayaan yang stabil dan ketahanan fiskal, memastikan fleksibilitas dalam mengelola fluktuasi anggaran.
Hingga Februari, pendapatan pemerintah Indonesia mencapai Rp316,9 triliun (10,5% dari target, -20,8% y-o-y), sementara belanja negara mencapai Rp348,1 triliun (9,6% dari target, -7,0% y-o-y). Akibatnya APBN 2025 mengalami defisit sebesar Rp31,9 triliun (-0,16% dari PDB, -222,5% y-o-y), atau 5% dari target tahun penuh.
Penerimaan pajak kurang dari ekspektasi, yaitu Rp240,4 triliun (9,7% dari target, -25% y-o-y), tetapi penerimaan bukan pajak tetap tangguh yaitu Rp76,4 triliun (14,9% dari target, -4,2% y-o-y).
"Tren ini menyoroti perlunya strategi penerimaan yang lebih kuat untuk mendukung stabilitas fiskal," papar dia.
Belanja negara mengalami penurunan dibanding tahun lalu, didorong belanja kementerian dan lembaga (K/L) yang lebih rendah, yakni Rp83,6 triliun (7,2% dari target, -30,3% y-o-y).
Kementerian Keuangan mencatat belanja pemerintah sepanjang Januari dan Februari mengalami frontloaded, khususnya untuk transfer daerah (TKD) yang mencapai Rp136,6 triliun (14,9% dari target, +1,43% y-o-y).
Defisit Februari ini merupakan yang pertama sejak 2021, sejalan dengan penerbitan obligasi bruto pemerintah yang mencapai Rp149,44 triliun hingga 10 Maret 2025. Angka ini lebih tinggi 28,6% dibandingkan penerbitan obligasi bruto pada periode yang sama 2024 sebesar Rp116,23 triliun. (Adhitya/ef)

Sumber : Admin
An error occurred.