Ipotnews - Wall Street mengakhiri sesi yang berombak di zona hijau, Kamis, ketika investor bergulat dengan gempuran data ekonomi dan serangkaian laporang keuangan perusahaan yang variatif, menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve minggu depan.
Kendati ketiga indeks saham utama Amerika Serikat menguat, saham  megacap  mendapatkan momentum, didukung laporan keuangan Tesla Inc yang mengalahkan ekspektasi dan perkiraan penjualan yang optimis, membantu menempatkan Nasdaq di posisi terdepan.
Kumpulan data menunjukkan ekonomi Amerika Serikat bernasib lebih baik pada kuartal keempat dari perkiraan analis, dan pasar tenaga kerja tetap ketat, meski ada tanda-tanda melemahnya permintaan. Ini adalah pedang bermata dua bagi investor, karena dapat mendorong the Fed untuk mempertahankan suku bunga utama pada tingkat yang membatasi untuk periode yang lebih lama.
Walau pasar keuangan sebagian besar memperhitungkan kenaikan suku bunga the Fed sebesar 25 basis poin, Rabu depan, sentimen itu tidak bulat.
"Data ekonomi itu memiliki sesuatu di dalamnya bagi semua orang; bagi para pemimpi yang menganggap ekonomi cukup lambat untuk menahan the Fed, dan mereka yang pesimistis yang berpikir pertumbuhan masih terlalu panas bagi the Fed untuk mundur," kata David Carter, Managing Director JPMorgan Private Bank, New York.
"Harapan bukanlah strategi investasi, dan fakta ekonomi dapat segera membebani pasar," papar Carter. "Ketidakpastian terbesar adalah apa yang akan terjadi di paruh tahun ini."
Musim laporan keuangan kuartal keempat telah mencapai langkah penuh, dengan lebih dari seperempat perusahaan di S&P 500 sudah mengumumkannya. Dari jumlah tersebut, 69% mengalahkan perkiraan konsensus, naik dari 67% pada Rabu, menurut Refinitiv.
Analis sekarang melihat pendapatan kuartal keempat secara agregat merosot 2,7%, lebih buruk dari penurunan year-on-year 1,6% yang terlihat pada 1 Januari, tetapi peningkatan dari penyusutan tahunan 3% pada hari Rabu, menurut Refinitiv.
Dow Jones Industrial Average ditutup naik 205,57 poin, atau 0,61%, menjadi 33.949,41, S&P 500 menguat 44,21 poin, atau 1,10%, menjadi 4.060,43 dan Nasdaq Composite Index melambung 199,06 poin, atau 1,76%, menjadi 11.512,41, demikian laporan  Reuters,  di New York, Kamis (26/1) atau Jumat (27/1) pagi WIB.
Dari 11 sektor utama S&P 500, semua kecuali consumer staples, menghijau. Energi memimpin kenaikan persentase, didorong lonjakan harga minyak mentah karena tanda-tanda peningkatan permintaan dari China.
Tesla Inc memberikan salah satu dorongan terbesar untuk S&P 500 dan Nasdaq, sahamnya melejit 11,0% setelah laporan keuangannya dirilis.
Chevron Corp mengumumkan akan melipatgandakan anggarannya untuk program pembelian kembali saham (buyback), yang membuat saham perusahaan minyak tersebut melesat 4,9%.
Di antara pecundang, IBM Corp jatuh 4,5% setelah mengumumkan akan memangkas jumlah pekerja, mendivestasi beberapa aset setelah gagal mencapai target kas tahunannya.
Saham Bed Bath & Beyond Ink anjlok 22,2% setelah pengecer perlengkapan rumah itu menerima pemberitahuan gagal bayar dari JPMorgan Chase.
Southwest Airlines Co tersungkur 3,2% setelah peringatan kerugian kuartal saat ini.
Dan meski perkiraan permintaan yang kuat untuk perjalanan udara pada 2023, indeks S&P 1500 Airlines yang lebih luas turun 0,9%.
Itu mungkin ada hubungannya dengan perkiraan pendapatan kuartalan Mastercard Inc yang mengecewakan, mengutip perkiraan permintaan perjalanan terpendam yang semakin berkurang. Saham perusahaan pembayaran konsumen melorot 1,3%.
Saham Intel Corp tergelincir sebanyaknya 6% dalam  extended trading  setelah perusahaan itu membukukan pendapatan di bawah ekspektasi Wall Street.
Saingan Mastercard, Visa Inc naik, melonjak 2% setelah melaporkan kenaikan laba triwulanan karena belanja konsumen yang tangguh.
Volume di bursa Wall Street tercatat 11,34 miliar saham, dibandingkan rata-rata 10,93 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)

Sumber : Admin