Bursa Sore: Didorong Aksi Beli, Market Jepang Pimpin Laju Saham Asia, IHSG Lanjut Melorot
Tuesday, February 13, 2024       16:42 WIB

Ipotnews - IHSG terbenam di zona negatif saat akhir perdagangan hari Selasa (13/2).Indeks merosot 88 poin atau melemah 1,20 persen ke posisi 7.209.
Nilai transaksi hari ini sebesar Rp9,99 triliun. Sementara volume perdagangan mencapai 150,42 juta lot yang berpindah tangan. Kurs rupiah terkoreksi turun 0,06% terhadap USD ke posisi Rp15.603 (04.00 PM)
Bursa Asia
Saham-saham Jepang menjadi leader penguatan pasar saham Asia pada Selasa (13/2) sore. Dolar AS tetap stabil, memagari yen dekati level 150 per USD menjelang rilis data inflasi utama di AS. Data tersebut akan dapat membantu the Fed menentukan kapan waktu pelonggaran suku bunga.
Market saham Jepang belum berhenti mengukir level tertinggi. Indeks Nikkei 225 telah menguat 13% di sepanjang tahun ini.
Lonjakan di bursa Jepang ini didorong oleh investor asing yang berbondong-bondong masuk ke pasar karena tertarik dengan valuasi yang rendah dan perubahan tata kelola perusahaan. Sementara melemahnya yen tahun ini memberikan dorongan lebih lanjut.
Pasar keuangan Tiongkok tutup untuk liburan Tahun Baru Imlek dan akan melanjutkan perdagangan pada hari Senin, 19 Februari. Sedangkan pasar Hong Kong akan kembali dibuka pada tanggal 14 Februari. Indeks MSCI Asia (tidak termasuk Jepang) naik 0,11 persen.
Perhatian investor minggu ini akan tertuju pada laporan penting Indeks Harga Konsumen (CPI) AS bulan Januari, yang akan dirilis hari ini, dan Indeks Harga Produsen, yang dijadwalkan akan dirilis pada hari Jumat.
Data lapangan kerja AS yang dirilis baru-baru ini menunjukkan masih kuatnya ketahanan ekonomi AS. Ini mendorong para trader mengurangi spekulasi pemangkasan suku bunga the Fed lebih dini.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI akan naik 2,9%, turun dari 3,4% pada bulan sebelumnya. Inflasi CPI inti tahunan juga diperkirakan akan melambat menjadi 3,7% pada bulan Januari dari 3,9% pada bulan sebelumnya.
Pasar telah mengabaikan peluang penurunan suku bunga pada bulan Maret. Para pedagang memperkirakan peluang pelonggaran sebesar 13% dibandingkan dengan 77% pada bulan sebelumnya, menurut alat CME FedWatch.
"Hanya masalah waktu sebelum The Fed menurunkan suku bunganya dan kami pikir hal ini akan dimulai sekitar pertengahan tahun ini," kata Vasu Menon, direktur pelaksana strategi investasi di OCBC Bank di Singapura. "Penurunan suku bunga seharusnya berdampak baik bagi pasar saham asalkan kita tidak melihat adanya penurunan tajam dalam perekonomian AS. Kabar baiknya adalah data ekonomi sejauh ini tampaknya mendukung prognosis ini."
Indeks Nikkei 225 (Jepang) +2,89% ke 37.963
Indeks Topix (Jepang) +2,12% ke 2.612
Indeks Kospi (Korsel) +1,12% ke 2.649
Indeks S&P/ASX200 (Australia) -0,15% ke 7.603
Currency
USD/JPY ke 149,66/+0,21%
USD/SGD ke 1,3457/+0,07%
AUD/USD ke 0,6515/-0,25%
USD/CNY ke 7,1936/-0,04%
USD/MYR ke 4,7675/+0,05%
USD/THB ke 35,728/-0,43%
Bursa Eropa
Market saham Eropa mix saat opening pada Selasa (13/2) pagi, karena investor menilai laporan pendapatan emiten yang masuk dan menunggu laporan inflasi utama AS. Indeks Pan Eropa, Stoxx 600 drop 0,15 persen. Saham tekno melemah 1,3 persen memimpin pelemahan. Sementara sektor tambang naik 0,5 persen.
Indeks DAX Jerman -0,28% ke posisi 16.989
Indeks FTSE Inggris +0,12% di level 7.582
Indeks CAC Prancis -0,08% ke posisi 7.684
Oil
Harga minyak merayap naik pada hari Selasa (13/2) sore seiring kekhwatiran pada tensi di Timur Tengah berpotensi mengganggu suplai. Tetapi ketidakpastian potensi pelonggaran suku bunga the Fed dan dampaknya terhadap demand BBM membatasi kenaikan harga. Minyak Brent menguat 31 sen menjadi $82,31 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 36 sen menjadi $77,28 per barel.
(cnbc/reuters/bloomberg/mk)

Sumber : admin