Bursa Wall Street Bergairah Lagi Terkatrol Kejatuhan Imbal Hasil Obligasi
Thursday, September 29, 2022       04:22 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melesat, Rabu, setelah aksi jual baru-baru ini, dibantu kejatuhan imbal hasil Treasury, sementara Apple anjlok karena kekhawatiran tentang permintaan iPhone.
S&P 500 mencatat kenaikan pertamanya dalam tujuh sesi setelah ditutup di level terendah sejak akhir 2020 pada perdagangan Selasa, demikian laporan  Reuters,  di San Francisco, Rabu (28/9) atau Kamis (29/9) pagi WIB.
Saham berkapitalisasi kakap yang sensitif terhadap suku bunga seperti Microsoft, Amazon dan Meta Platforms reli karena imbal hasil US Treasury 10-tahun berkurang lebih dari 0,26 poin persentase dalam penurunan satu hari terbesar sejak 2009.
Mendorong imbal hasil lebih rendah pada Treasuries dengan jatuh tempo enam bulan dan lebih lama, Bank of England mengatakan akan membeli surat utang Inggris bertenor panjang dalam sebuah langkah yang bertujuan untuk memulihkan stabilitas keuangan di pasar yang diguncang secara global oleh kebijakan fiskal pemerintah baru di London.
"Imbal hasil US Treasury dua tahun naik terus-menerus selama beberapa pekan terakhir, dan untuk pertama kalinya kita melihatnya turun selama dua hari berturut-turut, dan itu membuat ekuitas mengambil napas," kata Art Hogan, Chief Market Strategist B. Riley Wealth.
Investor mencermati komentar dari pejabat Federal Reserve tentang jalur kebijakan moneter, dengan Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, Rabu, mendukung kenaikan suku bunga 75 basis poin lainnya pada pertemuan November. The Fed kemungkinan akan mendorong suku bunga ke tempat yang mereka butuhkan pada awal tahun depan, kata Presiden Federal Reserve Bank of Chicago Charles Evans.
Saham Amerika Serikat terpukul pada 2022 oleh kekhawatiran bahwa dorongan agresif The Fed untuk menaikkan suku bunga pinjakan dapat membuat ekonomi mengalami penurunan.
Apple Inc anjlok 1,3% setelah  Bloomberg  melaporkan raksasa teknologi itu membatalkan rencana untuk meningkatkan produksi iPhone terbaru tahun ini setelah lonjakan permintaan yang diantisipasi gagal terwujud.
Apple relatif lebih unggul dalam aksi jual pasar saham 2022, merosot sekitar 15% (year-to-date), dibandingkan kerugian 22% pada S&P 500.
Semua dari 11 indeks sektor S&P 500 menguat, dipimpin lonjakan 4,4% pada saham energi dan lompatan 3,2% dalam jasa komunikasi.
Dow Jones Industrial Average ditutup melambung 1,88% atau 548,75 poin menjadi 29.683,74 poin, sedangkan S&P 500 melejit 1,97% atau 71,75 poin menjadi 3.719,04. Itu adalah kenaikan satu hari terbesar S&P 500 sejak 10 Agustus.
Sementara, Nasdaq Composite Index meroket 2,05% atau 222,13 poin menjadi 11.051,64.
Dow dan S&P 500 menghentikan penurunan beruntun enam hari. Dow sekarang merosot 19,7% dari level tertinggi 52 minggu, sedangkan S&P 500 sekitar 22,8% di bawah rekornya. Nasdaq turun 31,8%.
Semua kecuali satu dari 30 saham unggulan Dow sekarang berada di wilayah positif karena market average naik 600 poin hari ini.
Home Depot adalah emiten berkinerja terbaik di Dow, meningkat lebih dari 5%. Saham konstruksi bisa menjadi penerima manfaat dari bencana nasional, seperti badai yang melanda Florida pada Rabu. Emiten lainnya yang mencatat kinerja positif termasuk Boeing, naik 4,8%, dan Disney, menguat 3,8%. Apple jadi satu-satunya yang bertengger di zona merah.
Biogen Inc melesat 40% setelah mengatakan obat Alzheimer eksperimentalnya, yang dikembangkan dengan mitra asal Jepang, Eisai Co Ltd, berhasil memperlambat penurunan kognitif.
Eli Lilly & Co, yang juga mengembangkan obat Alzheimer, melonjak 7,5%, dan itu adalah salah satu dorongan terbesar bagi indeks S&P 500.
Volume di bursa Wall Street tercatat 11,7 miliar saham, dibandingkan rata-rata 11,4 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. (ef)

Sumber : Admin