Bagaimana Cara Membuat Perencanaan Pendapatan pada Masa Pensiun (Retirement Income Planning)?
Thursday, October 26, 2023       15:40 WIB

Perencanaan pensiun ( retirement planning ) secara tradisional membagi perencanaan pensiun atas periode akumulasi ( accumulation periode ) dan periode penarikan dana ( disbursement periode ). Dalam periode akumulasi, seseorang yang merencanakan pensiunnya akan terus menerus menaruh uang ke dalam dana pensiunnya.
Sebaliknya, dalam periode penarikan dana ( disbursement ), yang dimulai sejak seseorang memasuki masa pensiun hingga meninggal dunia, seseorang akan menarik uang dari Dana Pensiun yang telah dikumpulkannya pada periode akumulasi.
Bagaimana cara seorang pensiunan mengambil ( disburse ) dana pensiunnya, sehingga dana tersebut dapat mencukupi kebutuhan saat ini dan selalu tersedia sampai saat pensiunan itu meninggal dunia, membutuhkan perencanaan yang matang supaya dana pensiun akan selalu tersedia cukup hingga akhir hayat, dan umum dikenal sebagai perencanaan pendapatan pada masa pensiun ( retirement income planning ).
Kita sekarang telah menyelesaikan periode akumulasi dari perencanaan pensiun kita. Sekarang kita akan memasuki masa pensiun dan memulai periode penarikan dana. Ada empat tahapan yang logis yang harus kita buat dalam perencanaan pendapatan pada masa pensiun ini:
Mengidentifikasi Sumber-Sumber Pendapatan Pada Masa Pensiun
Bagi kebanyakan orang yang bekerja sebagai karyawan bukan TNI/ Polri atau ASN (Aparatur Sipil Negara), sumber pendapatan utama pada masa pensiun adalah BPJS -TK (Badan Pengelola Jaminan Sosial- Tenaga Kerja). Dana pensiun yang terkumpul di BPJS -TK berasal dari iuran yang dipotong dari gaji yang tiap bulan kita terima, ditambah dengan kontribusi dari pemberi kerja (majikan) yang besarnya diatur dalam Undang-Undang Tenaga Kerja.
Dana Pensiun dalam BPJS -TK dan hasil pengembangannya selama ada dalam pengelolaan BPJS -TK tidak dikenakan PPh (Pajak Penghasilan). Besarnya dana pensiun (beserta hasil pengembangannya) yang telah terkumpul dalam BPJS -TK dapat diketahui setiap saat secara daring (online) melalui website BPJS -TK.
Sumber pendapatan pada masa pensiun lainnya adalah hasil dari investasi sendiri pada harta tak berwujud maupun harta berwujud. Harta tak berwujud yang paling sering dimiliki adalah investasi pada saham-saham, obligasi, atau reksadana. Harta berwujud yang juga dimiliki oleh hampir setiap orang adalah emas (perhiasan dan batangan) dan properti (tanah dan bangunan).
Menaksir Biaya-Biaya Pada Masa Pensiun
Biaya-biaya yang akan timbul pada masa pensiun terdiri dari biaya hidup sehari-hari ( living expenses ), biaya perawatan kesehatan ( medical care ), dan biaya perjalanan dan hiburan ( travelling and entertainment ). Termasuk dalam biaya hidup sehari-hari adalah biaya rumah tempat kita tinggal dan biaya transportasi sehari-hari. Asumsikan bahwa semua biaya cicilan rumah dan biaya cicilan mobil telah dilunasi sebelum pensiun. Ini praktek yang baik yang sebaiknya ditiru oleh setiap orang yang merencanakan pensiun bagi dirinya.
Untuk biaya perawatan kesehatan, kita dapat membaginya atas biaya rawat jalan ( out-patient ) yang relatif lebih murah dan biaya rawat inap ( in-patient ) yang relatif mahal. Pada waktu kita masih bekerja (belum pensiun), maka semua biaya perawatan Kesehatan kita ( out-patient and in-patient ) akan ditanggung perusahaan. Setelah pensiun, baik biaya rawat jalan maupun biaya rawat inap harus dipikul sendiri.
Menaksir biaya-biaya perawatan kesehatan yang akan terjadi pada masa pensiun adalah sulit sekali. Cara yang paling mudah dan tepat menurut kami adalah menanggung sendiri biaya rawat jalan ( out-patient ) dan mengsuransikan resiko biaya rawat inap ( in-patient ). Jadi, buat Anda yang segera akan pensiun atau sedang merencanakan pensiun, belilah asuransi kesehatan jika Anda belum memilikinya.
Asuransi Kesehatan yang sebaiknya Anda beli adalah asuransi Kesehatan yang mempertanggungkan biaya perawatan Kesehatan Anda untuk seumur hidup, bukan tahun per tahun. Karena asuransi Kesehatan ini cukup rumit, kami sarankan Anda untuk berkonsultasi dengan perencana keuangan yang Anda percayai.
Melengkapi Kekurangan Pendapatan Pada Masa Pensiun
Ada kalanya, dana pensiun yang telah dikumpulkan selama bekerja dirasakan masih kurang. Bergantung pada kondisi tiap orang yang berbeda-beda, ada beberapa cara yang dapat dicoba untuk meningkatkan pendapatan pada masa pensiun.
Misalnya, jika dana pensiun Anda cukup besar tetapi hanya berbentuk deposito saja atau berbentuk emas lantakan saja, maka Anda dapat membeli properti dan kemudian menyewakan properti tersebut. Kemudian, jika Dana Pensiun Anda Sebagian besar masih berbentuk saham-saham, maka Anda dapat mengkonversi investasi Anda menjadi obligasi atau instrumen pendapatan tetap lainnya.
Mungkin juga Dana Pensiun Anda sebagian besar hanya ditaruh pada instrumen deposito, dan Anda dapat mengganti investasinya menjadi mobil-mobil armada sewaan (jika Anda suka berwiraswasta) yang dapat memberikan pemasukan setiap hari. Tentu saja, berwiraswasta melibatkan resiko yang lebih besar dibanding hanya berinvestasi secara pasif pada deposito. Tetapi, semua cara investasi untuk mendapatkan pendapatan lebih pada masa pensiun perlu Anda coba.
Menekan Biaya-Biaya Pada Masa Pensiun
Menekan biaya-biaya mungkin bukan pilihan yang enak bagi Anda, apalagi jika Anda telah terbiasa dengan segala fasilitas yang diperoleh sewaktu masih bekerja dulu. Tanpa bermaksud membuat hidup Anda menjadi lebih berat pada masa pensiun, Anda layak untuk mempertimbangkan beberapa hal ini untuk menekan biaya-biaya pada masa pensiun.
Pertama-tama, sebelum Anda pensiun, lunasi dulu semua biaya cicilan KPR dan biaya cicilan mobil, jika masih ada. Anda tidak mungkin bisa pensiun dengan nyaman kalau masih dipusingkan dengan biaya-biaya cicilan rumah atau cicilan mobil setiap bulan. Kemudian, Anda juga harus mempertimbangkan membeli polis asuransi kesehatan (rawat inap atau  in-patient ), karena resiko pertanggungan biaya rawat inap terlalu besar untuk ditanggung sendiri.
Berikutnya, pada waktu Anda memasuki usia pensiun, Anda perlu untuk mempertimbangkan untuk pindah ke rumah yang lebih kecil ( down size ) dan lebih murah perawatannya. Anda juga dapat mempertimbangkan untuk pindah ke kota lain yang biaya hidupnya tidak semahal kota Jakarta. Mungkin, Anda juga dapat mempertimbangkan untuk hanya mengendarai kendaraan kecil yang lebih murah bahan bakar dan biaya perawatannya.
 Oleh : Fredy Sumendap, CFA 

Sumber : IPS