Awas Bank Tolak Kasih Kredit Gegara Keseringan Main Medsos
Saturday, November 16, 2024       09:50 WIB

Jakarta, CNBC Indonesia- Penilaian kredit seseorang nantinya tidak hanya melihat tingkat kelancaran kredit dalam SLIK OJK. Ada instrumen lain yang bisa menjadi penentu tambahan, yakni initiative credit scoring (ICS) atau pemeringkat kredit alternatif (PKA).
PKAakan membuat penilaian kredit individu atau perusahaan ditentukan dari berbagai data yang tersedia dari beragam sumber. Hal tersebut diungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae
"Jadi informasi apapun yang datang dari manapun, padahal hakekatnya bisa dimanfaatkan untuk menilai apakah seseorang itu layak dapat kredit atau tidak. Jadi tidak mengandalkan satu sumber, intinya begitu," ujar Dian saat ditemui di Mall Kota Kasablanka,beberapa saat lalu.
Data-data yang dimaksud bisa berasal dari kegiatan calon debitur, dari catatan pembayaran utilitas seperti tagihan listrik, telepon, apartemen, dan lain-lain. Termasuk juga, kegiatan calon debitur itu di media sosial.
Dian mengatakan sumber data media sosial itu akan diperoleh melalui kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi dan berbagai lembaga terkait.
"Nanti kita antar kerjasama dengan telekomunikasi, kerjasama dengan berbagai lembaga itu. Tidak sporadis gitu. Tapi intinya adalah tadi yang saya bilang, structure and structure information itu bisa dipakai untuk bagaimana untuk menilai [kelayakan calon debitur]," pungkasnya.
Ia membenarkan bahwa aktivitas calon debitur di media sosial seperti di Instagram dapat menjadi indikator kredit.
"Bisa, bisa [Instagram jadi indikator penilaian kredit. Makanya hati-hati, ya," ucap Dian sampil terkekeh.
Menurutnya, perbankan digital sudah menggunakan PKA sebagai penilaian skor kredit nasabahnya.
Adapun dengan adanya PKA ini, kelayakan calon debitur untuk mendapatkan pembiayaan diharapkan dapat menjadi lebih longgar. Sebab diketahui, SLIK OJK yang menunjukkan tingkat kelancaran debitur lebih ketat dalam penentuan penyaluran pembiayaan.
Kehadiran PKA ini juga tidak akan mempersulit yang belum memiliki akses terhadap pembiayaan. Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan itu justru bakal membuka akses bagi pihak yang masih unbanked, serta memperluas segmen pasar baru bagi para peminjam. Di samping itu, PKA juga bisa mencegah potensi gagal bayar.
"Tapi kan banyak masyarakat kita nih mayoritas tidak punya data historis kredit. Sayang juga kan kalau mereka kemudian tidak terlayani. Nah, muncul lah kebutuhan itu, dan dijawab dengan hadirnya lembaga pemeringkat kredit alternatif ini," pungkas Hasan.

Sumber : cnbcindonesia.com