Aset Asia Terpukul Lonjakan Yield AS, Rupiah Capai Posisi Terendah 1 Bulan
Thursday, May 30, 2024       15:12 WIB

Ipotnews - Sebagian besar aset emerging Asia melemah, Kamis, karena penguatan imbal hasil US Treasury mendorong dolar, sementara investor menunggu data inflasi Amerika Serikat yang dapat menentukan arah kebijakan moneter global.
Won Korea Selatan merosot lebih dari 1% dan diperdagangkan 1.379,4 per dolar, memimpin kejatuhan di antara mata uang Asia-Pasifik, demikian laporan  Reuters,  di Bengaluru, Kamis (30/5).
MSCI International Emerging Market Currency Index kehilangan 0,3% dan menyentuh level terendah dalam dua minggu.
Data ekonomi yang kuat dari Amerika--negara dengan perekonomian terbesar di dunia--serta lesunya lelang obligasi AS selama pekan ini memicu investor meninggalkan aset Asia yang sensitif terhadap risiko.
Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur kekuatan greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, melesat tadi malam, dan siang ini stabil di posisi 105,09.
"Pertama, pasar akan tetap ketar-ketir mengenai proposisi Fed 'lebih tinggi untuk waktu lebih lama' jika PCE Amerika juga lebih panas dan/atau lebih kaku dari perkiraan," kata Vishnu Varathan, Kepala Ekonom Mizuho Bank. "...Mata uang emerging market Asia bahkan lebih mungkin untuk dikompromikan."
Pasar secara agresif memangkas perkiraan penurunan suku bunga the Fed dalam menghadapi tekanan inflasi yang membandel, dengan trader kini memperhitungkan peluang 42% pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September, menurut FedWatch Tool CME Group.
Rupiah merosot 0,6% mencapai level terendah dalam satu bulan, sementara peso Filipina tergelincir 0,3%, mendekati level terendah pada November 2022. Dolar Singapura, baht Thailand, ringgit Malaysia, dan dolar Taiwan diperdagangkan antara 0,1% dan 0,5% lebih rendah.
Bank sentral Thailand, Rabu malam, memberi isyarat akan mengambil tindakan terhadap setiap pergerakan mata uang yang berlebihan. Baht saat ini ambles 7,5% (year-to-date) dan juga merupakan salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di kawasan.
Imbal hasil surat utang Indonesia bertenor 10 tahun bertahan di level tertinggi dalam dua minggu, sementara yield obligasi Singapura bertenor 10 tahun naik hingga 3,365%, dan menyentuh level tertinggi sejak 3 Mei.
Di pasar saham, IHSG anjlok sebanyaknya 2,2% dan mencapai level terendah sejak 23 November, sementara saham Seoul ditutup menyusut 1,6%, dan menyentuh posisi terlemah sejak akhir April.
Ekuitas di Manila, Taipei, Bangkok dan Singapura tersungkur antara 0,2% dan 1,4%. Taiwan akan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama hari ini. (ef)

Sumber : Admin