Aluminium Rebound, Terdongkrak Depresiasi Dolar dan Prospek Permintaan China
Friday, September 23, 2022       03:56 WIB

Ipotnews - Aluminium menghentikan penurunan beruntun empat, Kamis, didorong depresiasi dolar dan optimisme bahwa langkah-langkah stimulus akan meningkatkan permintaan di konsumen logam utama China.
Harga aluminium untuk kontrak pengiriman tiga bulan di London Metal Exchange melonjak 1,2% menjadi USD2.228 per ton pada pukul 23.00 WIB, setelah menyentuh posisi terendah 18-bulan di sesi sebelumnya, demikian laporan  Reuters,  di London, Kamis (22/9) atau Jumat (23/9) dini hari WIB.
Indeks Dolar (Indeks DXY) terjungkal setelah Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang untuk menopang yen yang hancur lebur untuk kali pertama sejak 1998, tetapi kemudian menutup kerugian.
Pelemahan dolar mendukung harga komoditas dalam  greenback  dengan membuatnya lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.
"Dolar yang lebih lemah pasti membantu, tanda tanyanya adalah berapa lama itu dapat dipertahankan ketika kita mendapati The Fed yang agresif dengan kenaikan suku bunga," kata Nitesh Shah, analis WisdomTree di London.
Chairman Fed Jerome Powell, Rabu, berjanji akan menurunkan inflasi, ketika bank sentral AS itu menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk ketiga kalinya berturut-turut, dan mengisyaratkan bahwa biaya pinjaman akan terus meningkat tahun ini.
"Data China mungkin memberikan beberapa harapan bahwa pelonggaran kebijakan moneter dan fiskal mulai membuahkan hasil dalam hal permintaan akhir bagi logam industri," kata Shah.
Selasa, Shanghai mengumumkan proyek infrastruktur senilai 1,8 triliun yuan, mengindahkan seruan pembuat kebijakan nasional untuk membangkitkan pertumbuhan ekonomi yang lamban. Industri konstruksi mengkonsumsi sejumlah besar logam dasar.
Persediaan logam yang rendah secara historis dan penutupan pabrik peleburan akibat harga listrik yang tinggi juga mendukung pasar, terutama aluminium yang padat energi, Shah menambahkan.
Biaya energi yang tinggi memaksa pabrik peleburan aluminium Eropa untuk memangkas kapasitas produksi tahunan sebesar 1,1 juta ton dan beberapa pabrik peleburan China menghadapi penjatahan energi.
Logam lainnya, tembaga LME melepaskan kenaikan di sesi petang dan turun 0,1% menjadi USD7.680 per ton sementara nikel merosot 1,5% menjadi USD24.570.
Yang lainnya menguat, dengan seng menambahkan 0,6% menjadi USD3.116,50 per ton, timbal melonjak 1,2% menjadi USD1.859,50 dan timah melambung 1,6% menjadi USD21.510. (ef)

Sumber : Admin