Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 26 September 2025
Friday, September 26, 2025       16:16 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup bangkit pada Jumat (26/9/2025). Penguatan itu berkat intervensi besar-besaran Bank Indonesia (BI).
Rupiah hari ini ditutup menguat sebesar 11 poin (0,07%) ke level Rp 16.738. Sedangkan indeks dolar terlihat turun 0,17% di level 98,38. Nilai tukar rupiah ke dolar AS sempat ditutup terpangkas sebesar 64 poin (0,38%) ke level Rp 16.749 pada Kamis (25/9/2025).
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan rupiah menguat karena BI terus mengintervensi, baik di pasar valuta asing dan obligasi, maupun di pasar internasional NDF. "Intervensi yang begitu besar kemarin, baru hari ini tercapai, pas di menjelasng akhir pekan. Meski menguat hanya 9 poin, itu pun sudah cukup bagus," ungkap Ibrahim, Jumat (26/9/2025).
Sementara itu, Ibrahim menambahkan, dalam hitungan tahunan (year-on-year), perekonomian domestik diperkirakan tumbuh 4,8% pada kuartal III-2025, tak berubah dari proyeksi sebelumnya. Hanya, bila prediksi tersebut terealisasi, itu juga akan menjadi perlambatan yang cukup dalam mengingat pada kuartal II lalu.
"Perekonomian Indonesia tak terduga tumbuh melampaui angka 5%, tepatnya 5,12% bahkan ketika tidak ada musim perayaan yang biasanya mengungkit permintaan domestik," papar Ibrahim.
Selain itu, Ibrahim menyebut, inflasi tahun ini di prediksi akan rendah di level 1,8%, lebih lambat. Sedangkan tahun depan, inflasi diprediksi naik ke kisaran 2,6%. Adapun perkiraan tingkat BI Rate, tingkat bunga acuan akhir tahun ini diprediksi akan di level 4,5% yang mencerminkan akan ada sekali lagi pemotongan sebelum tutup tahun.
Sentimen Eksternal
Ibrahim menambahkan, Presiden AS Donald Trump mengumumkan serangkaian tarif perdagangan, terutama tarif 100% untuk semua impor farmasi. "Langkah ini meningkatkan ketidakpastian atas dampak ekonomi dari tarif Trump, dan memicu pergerakan risk-off di pasar keuangan yang lebih luas," tambahnya.
Selain itu, lanjut Ibrahim, data produk domestik bruto kuartal kedua menunjukkan ekonomi AS tumbuh jauh lebih cepat dari perkiraan, sementara data klaim pengangguran mingguan juga menunjukkan beberapa perbaikan.
"Data tersebut disertai dengan sejumlah pernyataan hati-hati dari pejabat The Fed, dengan Ketua The Fed Jerome Powell yang memuji peningkatan risiko ekonomi akibat inflasi yang stagnan dan melemahnya pasar tenaga kerja," papar Ibrahim.
Menurut Ibrahim, fokus kini tertuju pada data indeks harga PCE AS, tolok ukur inflasi pilihan The Fed, untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk tentang suku bunga. Data tersebut akan dirilis Jumat malam dan diperkirakan akan menunjukkan inflasi inti tetap stabil di bulan Agustus. Inflasi inti PCE juga diperkirakan akan tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2%.
"Inflasi yang tetap stabil mengurangi dorongan The Fed untuk memangkas suku bunga, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang meningkat terkait tarif perdagangan Trump," jelas Ibrahim.
Trump pada hari Kamis mengulangi seruannya untuk menurunkan suku bunga AS meminta The Fed untuk memangkas suku bunga menjadi 2%. Ia juga terus menyerang Powell, yang sebagian besar mengabaikan seruan presiden untuk menurunkan suku bunga.
"Untuk perdagangan Senin (29/9/2025), nilai tukar uang rupiah fluktuatif. Namun, rupiah ditutup melemah direntang Rp 16.730-16.800," tutup Ibrahim.

Sumber : investor.id