Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Rabu 24 September 2025: Lesu
Wednesday, September 24, 2025       09:44 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lesu dan nyaris mendekati Rp 16.700 pada Rabu (24/9/2025). Hal itu seiring pelaku pasar mencerna rilis data global PMI Selasa dan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.10 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini melemah sebesar 10 poin (0,06%) ke level Rp 16.697,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terlihat naik 0,08% ke level 97,34.
Sedangkan pada perdagangan Selasa (23/9/2025), mata uang rupiah sempat ditutup melemah sebesar 77 poin (0,46%) ke level Rp 16.687,5.
Dikutip dari Trading News, nilai tukar mata uang Asia bergerak konsolidasi terhadap dolar AS pada Rabu (24/9/2025), seiring pelaku pasar mencerna rilis data global PMI Selasa dan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell.
Analis NAB Rodrigo Catril mengatakan, data PMI terbaru menunjukkan adanya perbedaan kinerja di kawasan euro dan perlambatan ekspansi di Amerika Serikat.
Dalam pidatonya, Powell kembali menegaskan dilema yang dihadapi The Fed saat ini. "Risiko inflasi dalam jangka pendek cenderung meningkat, sementara risiko terhadap lapangan kerja justru menurun, sebuah situasi yang menantang," ungkap Powell.
Pergerakan kurs mata uang Asia terlihat USD/JPY naik tipis 0,1% ke 147,77; USD/KRW relatif stabil di 1.394,90; dan AUD/USD bertahan di 0,6596.
Sementara itu, Reuters melaporkan, nilai tukar dolar AS menguat tipis dari level terendah dalam hampir sepekan pada Rabu (24/9/2025), seiring pasar masih mengantisipasi dua kali lagi pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini. Kenaikan ini terjadi meski Ketua The Fed Jerome Powell semalam menyampaikan nada hati-hati terkait pelonggaran moneter lebih lanjut.
Pemangkasan The Fed
Pasar saat ini sudah memperhitungkan pemangkasan suku bunga seperempat poin pada dua rapat kebijakan The Fed tersisa tahun ini, serta satu kali pemangkasan tambahan pada kuartal I-2026. Proyeksi ini sejalan dengan pandangan sejumlah pejabat The Fed, setelah pemangkasan suku bunga seperempat poin diumumkan pekan lalu.
Dolar sebelumnya sempat menyentuh posisi terendah sejak awal 2022 di 96,224 usai pengumuman kebijakan The Fed dan konferensi pers Powell. Pasar kecewa karena Powell tidak se-dovish yang diharapkan, meski pasar tenaga kerja terus melemah tajam.
Powell menegaskan, bank sentral masih harus menyeimbangkan risiko inflasi yang tinggi dengan pasar tenaga kerja yang goyah. Ia menyebut kondisi ini sebagai 'situasi yang menantang'.
Senior dealer valas korporasi di Convera James Kniveton mengatakan, pernyataan Powell menegaskan pendekatan hati-hati The Fed. "Powell menegaskan tidak ada opsi kebijakan tanpa risiko. Pelonggaran terlalu cepat bisa memperparah inflasi, sementara pengetatan berlebihan justru menggerus prospek pekerjaan," tambahnya.

Sumber : investor.id