Nilai Tukar Rupiah Hari Ini, Kamis 24 Juli 2025: Kembali Menguat
Thursday, July 24, 2025       09:40 WIB

JAKARTA, investor.id -Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka kembali menguat pada Kamis (24/7/2025). Penguatan itu terjadi seiring meningkatnya sentimen pasar terhadap perkembangan positif kesepakatan dagang antara AS dan mitra-mitra dagangnya.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.03 WIB di pasar spot exchange, Rupiah hari ini menguat sebesar 35,5 poin (0,22%) ke level Rp 16.267,5 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar terpantau turun 0,07% menjadi 97,14.
Sedangkan pada perdagangan Rabu (23/7/2025), mata uang rupiah sempat ditutup menguat sebesar 16,5 poin (0,1%) ke level Rp 16.303.
Dikutip dari Reuters, mata uang Asia mayoritas menguat seiring meningkatnya sentimen pasar terhadap perkembangan positif kesepakatan dagang antara AS dan mitra-mitra dagangnya. Di sisi lain, yen Jepang juga menguat meski dibayangi ketidakpastian politik dalam negeri.
Dua diplomat Eropa menyebutkan, AS dan Uni Eropa sedang dalam tahap akhir negosiasi kesepakatan dagang yang berpotensi menetapkan tarif dasar sebesar 15% untuk produk-produk Uni Eropa, namun dengan kemungkinan pengecualian tertentu.
Sebelumnya, AS juga mencapai kesepakatan dengan Jepang yang menurunkan tarif impor mobil serta menghindarkan Jepang dari tarif tambahan, sebagai imbal balik atas paket investasi dan pinjaman senilai US$ 550 miliar ke AS.
Perkembangan ini disambut positif oleh pasar global. Aset-aset berisiko menguat, sementara dolar AS tertekan karena investor beralih ke mata uang lain.
Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko naik ke level tertinggi delapan bulan di US$ 0,6604. Sementara itu, euro stabil di US$ 1,1768, mendekati level US$ 1,1830 yang menjadi titik tertingginya dalam lebih dari tiga tahun.
"Kerangka kerja dagang antara AS dan mitra utama jelas mendukung sentimen risiko," ujar Carol Kong, analis mata uang dari Commonwealth Bank of Australia. Ia menambahkan bahwa kekhawatiran akan potensi aksi balas dendam dagang antara AS dan Uni Eropa tampaknya telah mereda.
Yen Tertahan Isu Politik
Terhadap yen, dolar AS melemah tipis 0,03% menjadi 146,38 yen, mencatat penurunan empat sesi beruntun. Meski kesepakatan dagang membantu mengangkat bursa Jepang, penguatan yen dibatasi oleh ketidakpastian politik domestik.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba membantah laporan bahwa ia akan mundur pasca kekalahan dalam pemilu majelis tinggi. Namun, pasar masih mencermati arah kebijakan fiskal dan moneter Jepang ke depan.
"Dalam jangka pendek, yen masih akan menghadapi tekanan dari ketidakpastian politik. Kami belum tahu pasti langkah apa yang akan diambil PM Ishiba," jelas Kong.Poundsterling Inggris stabil di US$ 1,3582 setelah naik 0,36% sehari sebelumnya. Sementara indeks dolar AS nyaris tak bergerak di level 97,21, dan dolar Selandia Baru turun tipis ke US$ 0,6046.
Di luar sentimen dagang, pelaku pasar juga menanti keputusan suku bunga dari Bank Sentral Eropa (ECB) yang akan diumumkan hari ini. Meskipun ECB diperkirakan mempertahankan suku bunga, pelaku pasar akan mencermati pernyataan terkait arah kebijakan moneter ke depan. Mayoritas investor memperkirakan satu kali pemangkasan suku bunga lagi hingga akhir tahun, kemungkinan besar pada Desember.

Sumber : investor.id