Harga Emas Menguat, Pasar Menanti Data Penting AS
Friday, September 26, 2025       08:22 WIB

JAKARTA, investor.id -Harga emas dunia menguat pada perdagangan Kamis (25/9/2025), meski kenaikannya tertahan setelah klaim pengangguran mingguan Amerika Serikat (AS) turun di luar perkiraan. Investor kini menanti data inflasi utama yang berpotensi memengaruhi arah kebijakan suku bunga The Fed.
Harga emas spot naik 0,36% menjadi US$ 3.749,44 per ounce, setelah sebelumnya sempat menguat hingga 0,6% di sesi awal. Pada Selasa (23/9/2025), harga emas bahkan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$ 3.791,1 per ounce.
Sementara itu, emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,1% ke posisi US$ 3.771,1.
Dikutip dari CNBC internasional, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah klaim baru tunjangan pengangguran turun menjadi 218 ribu, lebih rendah dari ekspektasi pasar di 235 ribu. Meski demikian, pasar tenaga kerja AS dinilai mulai kehilangan momentum di tengah laju perekrutan yang melambat.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II tercatat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
"Penurunan klaim pengangguran ini memberikan sinyal agak hawkish sehingga bisa sedikit menekan ekspektasi pelonggaran suku bunga The Fed. Namun, data ini belum cukup untuk mengubah tren secara keseluruhan," kata Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals Peter Grant.
Grant menambahkan, risiko terbesar jangka pendek bagi harga emas adalah jika data indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) menunjukkan kenaikan di atas ekspektasi. "Jika inflasi lebih tinggi dari perkiraan, dolar AS bisa menguat dan menekan emas sementara waktu," ujarnya.
Prediksi Inflasi AS
Berdasarkan jajak pendapat Reuters, PCE yang menjadi acuan inflasi The Fed diperkirakan naik 0,3% secara bulanan pada Agustus dan meningkat 2,7% secara tahunan.
Saat ini, pasar memperkirakan peluang 85% The Fed akan kembali memangkas suku bunga pada Oktober, turun dari ekspektasi 90% sebelum rilis data tenaga kerja, menurut CME FedWatch Tool.
Sementara itu, Presiden The Fed San Francisco Mary Daly menegaskan kembali dukungannya terhadap pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pekan lalu, bahkan terbuka pada pemangkasan tambahan. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell tetap berhati-hati dan enggan memberi sinyal terlalu jauh.
Di luar emas, harga logam mulia lainnya juga menguat tajam. Perak melonjak 2,2% ke level US$ 44,87 per ounce, tertinggi dalam lebih dari 14 tahun. Platinum melesat 3,5% ke US$ 1.524,15, tertinggi sejak September 2013. Sementara itu, paladium naik 3,6% ke US$ 1.254,04 per ounce.

Sumber : investor.id