Begini Jadinya Kalau Kinerja BBCA Cs Digabung
Monday, June 30, 2025       08:53 WIB

JAKARTA, investor.id -Laba bersih tahun berjalan empat bank terbesar ( bank only ) di Indonesia hanya tumbuh 0,25% year on year (yoy) menjadi Rp 71,91 triliun hingga Mei 2025. Pertumbuhan itu lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,55% yoy.
Adapun empat bank yang dimaksud yaitu PT Bank Central Asia Tbk () atau BCA, PT Bank Mandiri Tbk (), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk () atau BRI, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk () atau BNI.
Dari sejumlah bank tersebut, ada yang masih melanjutkan pertumbuhan laba bersih. Namun, ada pula yang mencatatkan kontraksi laba bersih. Berikut rincian laba bersih masing-masing 4 bank terbesar hingga Mei 2025, yaitu:

  • BCA: Rp 25,16 triliun, +16,31% yoy

  • Bank Mandiri: Rp 19,65 triliun, tumbuh 0,13% yoy

  • BRI: 18,64 triliun, -14,87% yoy

  • BNI: Rp 8,45 triliun, -1,34 yoy

Secara gabungan, bank-bank dalam kelompok bank berdasarkan modal inti ( KBMI ) 4 tersebut mencatat total pendapatan bunga bersih ( net interest income /NII) sebesar 126,03 triliun atau meningkat 2,85% yoy hingga Mei 2025. Pertumbuhan NII melambat dibandingkan bulan sebelumnya 3,09%.
Hal itu seiring pertumbuhan kredit gabungan dari , , , dan yang juga melambat dari April 2025 sebesar 9,99% yoy menjadi 9,29% yoy per Mei 2025. Adapun nilai kredit keempat bank mencapai Rp 4.252,11 triliun.
Namun demikian, kinerja kredit gabungan KBMI 4 masih lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit industri perbankan yang sebesar 8,43% yoy pada Mei 2025. Bank-bank ini juga mengambil pangsa pasar 53,8% dari total kredit perbankan menurut data M2 yang mencapai Rp 7.903,5 triliun.
Perlambatan NII itu turut memengaruhi rasio margin bunga bersih ( net interest margin /NIM) yang sedikit tergerus menjadi 5,06% pada Mei 2025. Sebelumnya, rata-rata NIM bank-bank tersebut sebesar 5,07% pada April 2025.
Dana Murah Jadi Penggerak DPK
Masih secara gabungan, total beban pencadangan atau provisi turun -2,51% yoy menjadi Rp 25,80 triliun. Mengalir kemudian menjadikan rasio biaya kredit ( cost of credit /CoC) ikut turun menjadi 1,48% pada Mei 2025, lebih rendah dari bulan sebelumnya maupun dibandingkan Mei 2024 silam.
Sementara total dana pihak ketiga (DPK) dari , , , dan mencapai Rp 4.784,91 triliun atau bertumbuh 4,50% yoy Mei 2025. Ini lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya 5,07% yoy pada April 2025.
Total DPK Cs mengambil pangsa pasar penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan sebesar 54,64% yang mencapai Rp 8.756,5 triliun. Secara pertumbuhan, juga masih lebih baik dibandingkan rata-rata pertumbuhan di sektor perbankan yang tercatat sebesar 3,9% yoy, mengacu data M2.
Dalam komposisinya, dana murah ( current account saving account /CASA) jadi penggerak utama penghimpunan dana. Giro meningkat 5,24% yoy menjadi Rp 1.667,97 triliun dan tabungan tumbuh 5,90% yoy menjadi Rp 1.883,75 triliun. Sedangkan deposito naik 1,48% yoy menjadi Rp 1.233,19 triliun.
Dari komposisi itu, didapati rasio keempat bank berada di level 74,23% per Mei 2025. Lebih rendah dari posisi bulan sebelumnya 74,27%, tapi terkerek dari Mei 2024 sebesar 73,46%.
Aspek likuiditas melalui kacamata loan to deposit ratio (LDR, keempat bank tercatat di level 88,86% per Mei 2025. Maka, likuiditas dapat terlihat kian mengetat bila dibadingkan dengan LDR bulan sebelumnya 88,58%, begitu juga dari periode sama tahun di posisi 84,97%.
Adapun total aset dari BCA, BRI, Bank Mandiri, dan BNI mencapai Rp 6.374,58 triliun atau tumbuh 6,42% yoy hingga akhir Mei 2025.

Sumber : investor.id

berita terbaru
An error occurred.