-
4 Bulan, Laba BCA (BBCA) Tumbuh 17,4%
Friday, May 16, 2025 09:05 WIB
JAKARTA, investor.id - PT Bank Central Asia Tbk () mencetak laba bersih tahun berjalan ( bank only ) tumbuh 17,41% year on year (yoy) menjadi Rp 20,21 triliun hingga April 2025. Namun demikian, laju pertumbuhan laba itu sebenarnya lebih lambat dibandingkan capaian 3M25 yang tumbuh sampai dengan 24,20% yoy.
Mengacu laporan keuangan BCA pada Kamis (15/5/2025), perolehan laba bersih itu didorong pendapatan bunga bersih yang naik 6,13% (yoy) menjadi Rp 30,34 triliun pada 4M25. Pertumbuhan tertinggi dalam rentang empat bulan belakangan ini.
Dari aspek intermediasi, kredit BCA secara individual mencapai Rp 923,09 triliun. Meningkat 1,25% secara bulanan ( month to month /mtm) dan tetap melaju cepat 12,84% yoy pada 4M25. Masih di atas sasaran sepanjang tahun di level 6-8%.
Sementara beban bunga pada 4M25 naik 3,34% yoy menjadi Rp 4,08 triliun, setelah tiga bulan sebelumnya selalu menurun. Secara bulanan, bahkan beban bunga meningkat sampai dengan 8,77%.
Meski begitu, pendapatan bunga bersih alias net interest income (NII) masih terjaga stabil dengan pertumbuhan di kisaran 6%. Selama 4M25, BCA mencatat NII naik 6,58% yoy menjadi Rp 26,26 triliun.
Hasil tersebut ikut terefleksi dari kinerja margin bunga bersih ( net interest margin /NIM) yang bergerak menguat secara tahunan dari 5,58% menjadi 5,70%. NIM dari BCA ini realtif selaras dengan target sepanjang tahun yang diperkirakan berada di posisi 5,7-5,8%.
Di sisi lain, perolehan laba bersih juga didorong pendapatan komisi dan fee senilai Rp 6,13 triliun dengan peningkatan 7,31% yoy hingga 4M25.
Dari sisi pemberat, provisi berhasil melanjutkan penurunan 8,66% yoy menjadi Rp 1,27 triliun. Tetapi tren bulanan, provisi tercatat telah terjadi tren peningkatan sejak Februari 2025. Selanjutnya mendorong cost of credit (CoC) bulan April ke level 0,59% dan sebesar 0,42% pada 4M25, diatas sasaran manajemen perseroan 0,3%.
Likuiditas Mengetat
Dari kinerja tersebut, return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) dari BCA tetap solid, masing-masing sebesar 4,20% dan 24,16% pada 4M25. Baik ROA maupun ROE itu berada di atas sasaran sepanjang tahun, yang masing-masing diperkirakan sebesar 3,6-3,8% dan 21-23%.
Di samping tetap menjaga tingkat profitabilitas dan menjaga kualitas aset di tengah risiko yang meningkat, tantangan nyata ke depan adalah soal likuiditas yang kian mengetat. Setelah melunak pada Maret, posisi likuiditas BCA kembali menyentuh level 80% pada April 2025.
Buktinya, loan to deposit ratio (LDR) BCA merangkak naik menjadi 80,43% di akhir periode 4M25. Total dana pihak ketiga (DPK) masih meningkat 4,38% yoy menjadi Rp 1.147,75 triliun.
Jika dirinci, instrumen giro masih melaju 7,17% yoy menjadi Rp 365,39 triliun; tabungan meningkat 5,23% yoy menjadi Rp 585,87 triliun; dan deposito turun 2,68% yoy menjadi Rp 196,48 triliun.
Dari komposisi itu, dapat diketahui bahwa dana murah ( current account saving account /CASA) mencapai Rp 951,27 triliun atau masih terkerek 5,97% yoy, selaras dengan penurunan nilai deposito. Sehingga rasio ikut terkerek ke posisi 82,88%.
Sumber : investor.id