USD Catatkan Kenaikan Mingguan, Ketegangan Dagang AS-Tiongkok Mulai Reda
Saturday, April 26, 2025       08:07 WIB

Ipotnews -- Dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan kenaikan mingguan pertamanya sejak pertengahan Maret, didorong oleh sinyal meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok. Pasar menyambut positif keputusan pemerintah Tiongkok yang memberikan beberapa pengecualian tarif atas produk impor dari AS, langkah yang dianggap sebagai sinyal awal menuju potensi perbaikan hubungan ekonomi kedua negara.
Sepanjang minggu ini, nilai tukar dolar sempat mengalami volatilitas tajam akibat beragam pernyataan yang saling bertolak belakang dari kedua pihak. Namun, pernyataan Presiden AS Joe Biden pada Selasa lalu--yang menyebutkan bahwa negosiasi langsung sedang berlangsung dengan Beijing--memicu optimisme pasar akan de-eskalasi konflik dagang.
Pada Jumat, sejumlah pelaku usaha yang sebelumnya terkena tarif 125% dari Tiongkok mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima notifikasi pengecualian. Pemerintah Tiongkok juga disebut meminta masukan dari perusahaan-perusahaan mengenai produk yang berpotensi memperoleh pengecualian lebih lanjut.
Meskipun pemerintah Tiongkok belum sepenuhnya mengakui versi AS terkait kemajuan perundingan, wawancara Presiden Biden dengan *Time Magazine* menunjukkan bahwa komunikasi intensif tengah berlangsung, bahkan menyebut bahwa Presiden Xi Jinping telah menghubunginya secara langsung.
Kinerja Dolar dan Reaksi Pasar
Indeks dolar--yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama--menguat sekitar 0,07% pada perdagangan Jumat, mengakhiri tren pelemahan yang berlangsung sejak Maret.
"Situasi memang belum sepenuhnya jelas, tapi setidaknya ketegangan tak lagi meningkat. Sentimennya mulai condong ke arah peredaan," ujar Fiona Cincotta, analis dari City Index.
Namun, ia menambahkan bahwa belum saatnya terlalu optimistis terhadap pemulihan dolar, mengingat banyak ketidakpastian yang masih membayangi pasar. Sejak pengumuman tarif "Hari Pembebasan" oleh Biden pada awal April, dolar telah terdepresiasi sekitar 4%.
Performa Terhadap Mata Uang Lain
Dolar mencatatkan penguatan terhadap yen Jepang sebesar 0,67% ke level 143,555, dan naik 0,09% terhadap franc Swiss menjadi 0,827. Sementara itu, euro melemah 0,11% ke $1,1377 dan poundsterling Inggris turun 0,1% ke $1,3325 meski didukung data penjualan ritel yang solid dari Inggris.
Dinamika Global dan Kebijakan Moneter
Dari sisi kebijakan moneter, Presiden Biden sempat memicu gejolak awal pekan ini dengan ancaman terhadap posisi Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Namun, ia kemudian menyatakan bahwa tidak ada rencana nyata untuk menggantikan sang gubernur bank sentral.
Di Asia, AS juga menunjukkan kemajuan dalam perundingan dagang awal dengan Jepang dan Korea Selatan. Menteri Keuangan Jepang, Katsunobu Kato, menyatakan bahwa pertemuannya dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent tidak membahas target nilai tukar, meski Presiden Biden sebelumnya menuduh Jepang melemahkan mata uang untuk mendongkrak ekspor.
Sementara itu, Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, menegaskan kembali komitmen untuk menaikkan suku bunga jika inflasi dasar mendekati target 2%. Namun, ia menekankan pentingnya mencermati dampak lanjutan dari kebijakan tarif AS terhadap ekonomi global.
(sumber: reuters)

Sumber : admin