-
Tertekan Sejak Awal Tahun, Saham BBTN Pulih 12,2% Dalam Sepekan Terakhir
Monday, April 28, 2025 14:11 WIB
Ipotnews - Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk () melesat 12,2% dalam seminggu terakhir, setelah terus melemah sejak awal tahun ini karena pengaruh turunnya daya beli masyarakat.
Mengutip data aplikasi IPOT pada Senin (28/4) pukul 13.36, harga saham dalam seminggu terakhir berkibar dari 945 menjadi 1.060, naik 115 poin atau 12,2%.
Walaupun demikian, apabila dibandingkan sejak akhir tahun lalu Senin (30/12/2024), harga saham masih melemah dari 1.140 menjadi 1.060, turun 80 poin atau 7,0% sepanjang tahun berjalan atau year to date (YtD).
Co Founder Pasardana dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menilai pencapaian kinerja sebetulnya cukup lumayan di tengah situasi suku bunga yang masih tinggi. "Hanya saja saham masih melemah sejak awal tahun karena persoalan daya beli masyarakat turun yang dikhawatirkan berimbas pada kinerja KPR perbankan, termasuk ," kata Hans saat dihubungi Ipotnews hari ini.
Namun dengan capaian kinerja di Kuartal I 2025 menjadi katalis positif. Selain itu terbuka peluang Federal Reserve untuk memangkas suku bunga acuan seiring desakan Presiden Donald Trump.
"Kondisi ini akan memperbesar ruang bagi BI untuk memangkas suku bunga acuan, sehingga menjadi sentimen positif yang ikut mendorong penguatan harga saham ," pungkas Hans.
Perlu diketahui, membukukan laba bersih Rp 904 miliar pada kuartal I-2025, naik 5,1% secara tahunan (yoy). Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan capaian laba tersebut ditopang penyaluran kredit dan pembiayaan yang konsisten serta penurunan biaya dana (cost of fund) di tengah tantangan ketidakpastian global.
"BTN tetap menjalankan strateginya secara konsisten di tengah persaingan likuiditas dan biaya dana yang masih mahal, sehingga perseroan mampu mencetak kinerja yang positif pada tiga bulan pertama tahun 2025," ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/4).
Hingga kuartal I-2025 penyaluran kredit dan pembiayaan BTN mencapai Rp 363,11 triliun, ditopang oleh meningkatnya permintaan kredit di sektor perumahan. Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut naik 5,5% yoy dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp 344,24 triliun.
Penyaluran kredit dan pembiayaan pada kuartal I-2025 didorong oleh bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) baik subsidi maupun non-subsidi, sejalan dengan terus meningkatnya permintaan hunian.
turut mencatat peningkatan dana pihak ketiga (DPK) menjadi sebesar Rp 384,70 triliun per kuartal I-2025, naik 7,5% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 357,74 triliun.
Menurutnya, pertumbuhan DPK tersebut didukung oleh peningkatan dana murah berupa tabungan dan giro (current account saving account/CASA). Pada kuartal I-2025, meningkat double-digit sebesar 10,1% yoy, menjadi Rp 196,67 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp178,60 triliun.(Adhitya)
Sumber : admin