Ipotnews - Sinyal dovish dari tiga pejabat bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve menjadi pendorong penguatan kurs rupiah terhadap dolar untuk siang ini.
Pada perdagangan hari Kamis siang (7/8), pukul 12.00 WIB, kurs rupiah di level Rp16.307 per dolar AS, menguat 54 poin atau 0,33% dibandingkan Rabu sore (6/8) di level Rp16.361 per dolar AS.
Senior Investment Information, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan penguatan rupiah siang ini dipengaruhi sentimen tensi dagang AS - India yang semakin meningkat. "Ditambah dengan sinyal dovish dari tiga pejabat the Fed," kata Nafan saat dihubungi Ipotnews siang ini.
Presiden AS Donald Trump menambah tarif sebesar 25% atas barang-barang India karena masih terus membeli energi Rusia. Pungutan tambahan ini memperburuk perselisihannya dengan mitra utama Asia menjelang bea masuk AS yang tinggi berlaku.
Gedung Putih mengatakan Trump menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif baru, yang mengerek tarif 25% untuk impor India yang diumumkan Trump pekan lalu. Menurut perintah tersebut, bea masuk lebih tinggi akan berlaku dalam 21 hari.
Tiga pejabat kebijakan moneter Federal Reserve atau The Fed pada Rabu kemarin, mengutarakan kekhawatiran mereka menganai pasar tenaga kerja AS dengan pernyataan yang mengindikasikan potensi penurunan suku bunga pada September.
Gubernur The Fed San Francisco, Mary Daly mengatakan para pembuat kebijakan kemungkinan besar perlu menyesuaikan suku bunga dalam "beberapa bulan mendatang" guna mencegah penciptaan lapangan kerja jatuh lebih dalam.
Hal ini hampir senada dengan pandangan Gubernur The Fed Boston, Lisa Cook mengenai laporan tenaga kerja Juli, yang mencakup revisi penurunan signifikan terhadap data tiga bulan terakhir. Revisi tersebut, katanya, "cukup umum terjadi sebagai titik balik" dalam perekonomian.
Neel Kashkari, Gubernur The Fed Minneapolis, juga mengungkap kekhawatirannya atas perlambatan yang terlihat pada berbagai data.
(Adhitya)

Sumber : admin