Saham Eropa dan Dolar AS Bergerak Tipis, Pasar Tunggu Pembicaraan Ukraina
Monday, August 18, 2025       16:44 WIB

Ringkasan
--Pasar keuangan global bergerak hati-hati: Saham Eropa dan dolar AS melemah tipis, sementara indeks global mendekati rekor, dipengaruhi sentimen menunggu hasil pembicaraan AS-Ukraina serta kebijakan suku bunga The Fed.
--Fokus ke Jackson Hole & prospek pemangkasan suku bunga: Pasar memperkirakan peluang 85% pemotongan suku bunga The Fed pada September, dengan potensi tiga kali pemangkasan tahun ini untuk mendukung pertumbuhan meski ada risiko perlambatan ekonomi.
--Earnings kuat menopang valuasi, komoditas beragam: Laba emiten besar, terutama sektor teknologi, melampaui ekspektasi dan menopang indeks saham; sementara emas naik tipis, dan harga minyak melemah setelah berkurangnya risiko pasokan Rusia.
 (ringkasan artikel dibuat menggunakan AI) 
Ipotnews - Di menit-menit awal saham Eropa dan dolar AS bergerak tidak menentu pada perdagangan Senin (18/8) awal pekan ini, di tengah kewaspadaan investor menjelang pekan yang diperkirakan sarat dengan agenda penting, termasuk kebijakan suku bunga AS. Harga minyak pun melemah seiring meredanya kekhawatiran terhadap pasokan dari Rusia.
Indeks acuan pasar saham Eropa, STOXX 600 hanya bergerak tipis setelah pada Jumat lalu mencapai level tertinggi sejak Maret. Sementara itu, MSCI All Country World Index tetap dekat dengan rekor tertingginya yang tercapai pekan lalu.
Di Asia, sentimen pasar yang lebih condong ke aset berisiko mendorong indeks saham Jepang dan Taiwan mencetak rekor baru. Indeks saham China juga mencapai titik tertinggi dalam satu dekade.
Investor menanti pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy serta para pemimpin Eropa pada Senin malam. Agenda utama adalah membahas langkah lanjutan untuk mengakhiri perang di Ukraina, setelah pertemuan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska pada Jumat lalu.
Meski pertemuan tersebut belum menghasilkan kesepakatan, Trump menegaskan dirinya kini lebih sejalan dengan Moskow untuk mendorong tercapainya perdamaian penuh, bukan sekadar gencatan senjata.
Peristiwa ekonomi terbesar pekan ini adalah Simposium Jackson Hole yang digelar Bank Sentral Federal Reserve Kansas City pada 21-23 Agustus. Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan menyampaikan pandangan mengenai prospek ekonomi dan kerangka kebijakan bank sentral.
Pasar saat ini memperkirakan sekitar 85% peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat The Fed 17 September, dengan ekspektasi pemangkasan lanjutan hingga akhir tahun.
"Kami melihat tiga kali pemangkasan suku bunga di AS tahun ini, dengan pertumbuhan PDB yang melambat namun tidak masuk resesi. Kombinasi itu seharusnya dapat menopang reli pasar," ujar Mark Matthews, Kepala Riset Asia di Bank Julius Baer, Singapura.
Prospek biaya pinjaman global yang lebih rendah telah menopang bursa saham dunia. Indeks Nikkei Jepang kembali mencetak rekor, sementara MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,3% setelah pekan lalu menembus level tertinggi empat tahun.
Di Eropa, Indeks DAX Jerman turun 0,3% terbebani oleh saham Commerzbank yang anjlok 3,7%. Indeks FTSE Inggris stagnan.
Di AS, futures S&P 500 melemah 0,1% dan Nasdaq futures bergerak datar, meski keduanya masih mendekati rekor tertinggi.
Kinerja tersebut didukung musim laporan keuangan yang solid, dengan laba per saham (EPS) S&P 500 tumbuh 11% secara tahunan dan 58% perusahaan menaikkan proyeksi setahun penuh.
"Perusahaan teknologi besar mencatat hasil yang luar biasa. Meski Nvidia belum merilis laporan, kelompok *Magnificent 7* mencatat pertumbuhan EPS 26% yoy pada kuartal II, mengalahkan konsensus sebesar 12%," tulis analis Goldman Sachs.
Pekan ini, laporan keuangan dari Home Depot, Target, Lowe's, dan Walmart akan memberi gambaran mengenai daya beli konsumen AS.
Di pasar obligasi, ekspektasi pelonggaran The Fed menekan imbal hasil jangka pendek, sementara tenor panjang dipengaruhi risiko stagflasi dan defisit anggaran, sehingga menghasilkan kurva imbal hasil paling curam sejak 2021.
Di Eropa, imbal hasil obligasi juga naik akibat prospek peningkatan belanja pertahanan, mendorong yield jangka panjang Jerman ke level tertinggi 14 tahun.
Dari pasar valuta, dolar AS melemah 0,4% pekan lalu terhadap sekeranjang mata uang dan kini bertahan di posisi 97,858. Dolar stabil di level 147,24 terhadap yen, sementara euro menguat tipis ke $1,17.
Dolar lebih kuat terhadap dolar Selandia Baru, seiring ekspektasi bank sentral negara itu akan memangkas suku bunga ke 3,0% pada Rabu.
Untuk komoditas, emas naik 0,5% ke $3.343 per ons setelah turun 1,9% pekan lalu. Harga minyak masih tertekan setelah Trump mengurangi ancaman pembatasan baru terhadap ekspor minyak Rusia.
Meski demikian, penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro menyebut pembelian minyak Rusia oleh India masih menjadi sumber dana perang Moskow dan harus dihentikan.
Harga Brent stabil di $65,81 per barel, sementara minyak mentah AS bertahan di $62,81 per barel.
(reuters)

Sumber : admin