S&P 500 dan Nasdaq Menghijau Ditopang Data Inflasi dan Optimisme Perdagangan
Wednesday, May 14, 2025       04:44 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street berakhir variatif, Selasa, dengan S&P 500 dan Nasdaq ditutup lebih tinggi untuk hari kedua berturut-turut setelah angka inflasi yang lebih rendah dari perkiraan menambah optimisme investor dari sesi Senin ketika Amerika dan China mengumumkan kesepakatan perdagangan.
Indeks berbasis luas S&P 500 ditutup menguat 42,36 poin, atau 0,72%, menjadi 5.886,55 dan Nasdaq Composite Index melonjak 301,74 poin, atau 1,61%, menjadi 19.010,09, sementara Dow Jones Industrial Average turun 269,67 poin, atau 0,64%, menjadi 42.140,43, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Selasa (13/5) atau Rabu (14/5) pagi WIB.
Dow terseret kejatuhan 17,8% pada saham UnitedHealth setelah raksasa asuransi itu menghentikan perkiraan tahunannya dan CEO-nya mengundurkan diri.
S&P 500 ditutup dengan kenaikan year-to-date untuk pertama kalinya sejak akhir Februari setelah data menunjukkan harga konsumen Amerika Serikat pulih secara moderat sepanjang April, dengan inflasi utama meningkat 0,2% bulan lalu dibandingkan estimasi ekonom untuk kenaikan 0,3% dan penurunan 0,1% pada Maret.
CPI naik 2,3% dalam 12 bulan hingga April, setelah meningkat 2,4% dalam periode 12 bulan hingga Maret.
"Keberlanjutan dari pergerakan kemarin adalah positif. Tidak ada yang berubah dalam CPI," kata Carol Schleif, Chief Market Strategist BMO Private Wealth di Minneapolis.
Schleif menggambarkan membaiknya hubungan perdagangan AS dan China, Senin, sebagai perubahan dari "suhu gunung es menjadi suhu 80 derajat pada hari musim semi dalam semalam" dan mengatakan bahwa jeda tarif selama 90 hari tersebut datang tepat waktu bagi pengecer untuk mengimpor barang guna membangun stok untuk belanja kembali ke sekolah dan liburan akhir tahun.
Reli yang terjadi pada sesi Senin menyusul kesepakatan Washington dan Beijing untuk mengurangi tarif timbal balik yang ketat, menandakan upaya bersama untuk mencegah kemerosotan ekonomi global.
Washington akan menurunkan sementara tarif tambahan yang dikenakannya pada impor China menjadi 30% dari 145% selama tiga bulan, sementara bea masuk Beijing pada impor Amerika akan turun menjadi 10% dari 125% dalam periode yang sama.
Setelah kesepakatan tarif tersebut, banyak pialang menurunkan peluang mereka terhadap resesi Amerika.
Trader cenderung berspekulasi bahwa Federal Reserve akan menunda penurunan suku bunga hingga September, sementara masih mengantisipasi dua pemotongan 25 basis poin hingga akhir tahun.
Setelah pembacaan inflasi Selasa dan detente perdagangan AS-China, Senin, R Burns McKinney, Manajer Portofolio NFJ Investment Group di Dallas, mengatakan, "Hal itu memberi the Fed kemampuan untuk fokus pada sisi tenaga kerja dari mandat ganda ini dalam pertemuan mendatang."
"Jika kita tidak melihat inflasi yang bangkit kembali dan kita mendapatkan sedikit kepastian dalam kebijakan perdagangan antara sekarang dan akhir tahun, petinggi bank sentral akan melanjutkan siklus pemotongan mereka," kata McKinney, "bukan karena pelemahan ekonomi tetapi karena inflasi yang melambat berarti Fed fund rate yang disesuaikan dengan inflasi masih restriktif, dan ada ruang untuk menurunkannya."
Di antara 11 sektor industri utama S&P 500, enam di antaranya membukukan kenaikan, dengan teknologi sebagai top gainer, ditutup melesat 2,25% sementara perawatan kesehatan menjadi yang paling merugi, anjlok 2,97%.
S&P 500 dan Nasdaq pulih dari kerugian sejak 2 April - atau "Hari Pembebasan" - ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif timbal balik yang luas.
Jeda 90 hari yang diumumkan pada 9 April untuk negara-negara selain China, bersama dengan laporan keuangan yang solid dan perjanjian perdagangan AS-Inggris yang terbatas minggu lalu, membantu S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi mendapatkan kembali posisi yang hilang.
Saham operator bursa kripto Coinbase Global meroket hampir 24% setelah pengumuman bahwa perusahaan itu dijadwalkan untuk bergabung dengan S&P 500 pada 19 Mei.
Dengan lebih dari 90% perusahaan S&P 500 telah melaporkan kinerjanya, angka dari raksasa ritel Walmart akan menjadi sorotan pekan ini.
Selain itu, sejumlah pejabat the Fed dijadwalkan untuk berbicara minggu ini, termasuk Chairman Jerome Powell, Kamis.
Jumlah saham yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,86 banding 1 di NYSE , di mana terdapat 189 saham tertinggi baru dan 77 saham terendah baru.
Di Nasdaq, 2.590 saham menguat dan 1.904 saham melorot di mana jumlah yang naik melebihi yang turun dengan rasio 1,36 banding 1. S&P 500 membukukan 19 saham tertinggi baru dalam 52 minggu dan 6 saham terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 75 saham tertinggi baru dan 74 saham terendah baru.
Di bursa Wall Street tercatat 17,81 miliar saham berpindah tangan dibandingkan rata-rata pergerakan 16,51 miliar selama 20 sesi terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Nvidia (5,59%)
-Caterpillar (2,92%)
-Boeing (2,46%)
Saham berkinerja terburuk
-UnitedHealth (-17,79%)
-Merck & Co (-4,71%)
-J&J (-3,70%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-First Solar (22,63%)
-Super Micro Computer (15,99%)
-Palantir (8,10%)
Saham berkinerja terburuk
-UnitedHealth (-17,79%)
-Elevance Health (-9,91%
-Humana (-9,53%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-Cardio Diagnostics Holdings (3.301,14%)
-TNL Mediagene (122,63%)
-TEN Holdings (112,29%)
Saham berkinerja terburuk
-Polyrizon (-91,86%)
-Affimed NV (-80,66%)
-Hepion Pharmaceuticals (-57,55%)

Sumber : Admin