S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Melemah; Investor Gelisah Akibat Konflik Timur Tengah
Saturday, June 21, 2025       07:57 WIB

Ipotnews - Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup melemah pada hari Jumat (20/6), seiring kekhawatiran investor terhadap konflik antara Iran dan Israel menjelang akhir pekan. Sementara Amerika Serikat masih mempertimbangkan apakah akan turut campur dalam konflik tersebut.
Perdagangan berlangsung fluktuatif sepanjang sesi. Indeks S&P 500 juga berakhir melemah untuk minggu ini, sementara Nasdaq mencatatkan kenaikan mingguan.
Iran menyatakan tidak akan membahas masa depan program nuklirnya selama masih diserang oleh Israel, sementara negara-negara Eropa berupaya mendorong Teheran kembali ke jalur perundingan.
Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis bahwa Presiden Donald Trump akan memutuskan dalam dua minggu ke depan apakah AS akan terlibat dalam perang udara antara Israel dan Iran, yang turut menambah tekanan pada Teheran untuk bernegosiasi.
"Investor sedikit gelisah untuk membeli saham dalam situasi seperti ini, apalagi menjelang akhir pekan," kata Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, New Vernon, New Jersey.
Serangan Israel ditujukan untuk melemahkan kemampuan Teheran dalam mengembangkan senjata nuklir. Dalam satu pekan kampanye militernya, Israel mengklaim telah menghantam puluhan target militer.
Saham-saham teknologi berkapitalisasi besar, termasuk Nvidia, menjadi salah satu penekan utama pada Indeks S&P 500 dan Nasdaq.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 35,16 poin atau 0,08% menjadi 42.206,82. Sementara itu, S&P 500 turun 13,03 poin atau 0,22% menjadi 5.967,84, dan Nasdaq Composite turun 98,86 poin atau 0,51% menjadi 19.447,41. Secara mingguan, indeks Dow cenderung stagnan, S&P 500 turun 0,2%, dan Nasdaq naik 0,2%.
Volume perdagangan pada hari Jumat lebih tinggi dari rata-rata belakangan ini. Hari itu juga menandai peristiwa "triple witching", yakni berakhirnya secara bersamaan kontrak opsi saham, kontrak berjangka indeks saham, dan opsi indeks saham yang terjadi setiap kuartal.
Volume perdagangan di bursa AS tercatat sebesar 20,91 miliar saham, dibandingkan rata-rata 18,06 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Investor juga mencermati komentar dari para pejabat Federal Reserve, setelah The Fed pada hari Rabu mempertahankan suku bunga acuan dan Ketua The Fed, Jerome Powell, memperingatkan bahwa inflasi bisa meningkat selama musim panas seiring dampak tarif yang diberlakukan Trump mulai dirasakan oleh konsumen.
Gubernur The Fed, Christopher Waller, mengatakan bahwa risiko inflasi akibat tarif tergolong kecil, dan menurutnya The Fed seharusnya memangkas suku bunga secepatnya pada pertemuan berikutnya. Namun Presiden The Fed Richmond, Tom Barkin, mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dan menyatakan belum ada urgensi untuk menurunkan suku bunga.
Saham Kroger melonjak 9,8% setelah jaringan supermarket tersebut meningkatkan proyeksi pertumbuhan penjualan tahunannya.
Sebaliknya, saham Accenture turun 6,9% setelah perusahaan jasa teknologi informasi itu melaporkan penurunan jumlah kontrak baru pada kuartal ketiga.
Jumlah saham yang turun mengungguli saham yang naik di Bursa New York ( NYSE ) dengan rasio 1,1 banding 1. Terdapat 102 saham yang mencetak harga tertinggi baru dan 59 saham menyentuh titik terendah baru di NYSE . Sementara itu, di Nasdaq, 1.894 saham naik dan 2.651 saham turun, dengan rasio penurunan terhadap kenaikan sebesar 1,4 banding 1.
(reuters/mk)

Sumber : admin