Indikator Ekonomi AS Tangguh, Dolar AS Bertahan di Zona Penguatan Mingguan
Saturday, September 27, 2025       08:03 WIB
  • Dolar AS tetap menguat secara mingguan meskipun melemah tipis di akhir pekan, didukung oleh data ekonomi AS yang tangguh, seperti belanja konsumen naik 0,6% dan PCE sesuai ekspektasi.
  • Ketahanan ekonomi AS mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed, sehingga mempersempit selisih suku bunga dengan negara lain dan menopang kekuatan dolar.
  • Pasar masih memperkirakan Fed akan memangkas suku bunga, namun peluangnya menurun menjadi 89,8% (dari 92% sebelumnya), dengan laporan ketenagakerjaan disebut sebagai faktor penentu ke depan.

Ipotnews - Nilai tukar dolar Amerika Serikat melemah pada perdagangan Jumat (26/9) akhir pekan ini. Namun masih berada di jalur untuk membukukan kenaikan mingguan kedua berturut-turut terhadap mata uang utama lainnya. Data terbaru menunjukkan ketahanan ekonomi AS, yang berpotensi menyulitkan langkah Federal Reserve untuk memangkas suku bunga.
Dolar turun 0,21% ke level 149,48 terhadap yen Jepang, tetap berada di jalur penguatan lima minggu beruntun sekaligus mendekati posisi tertinggi sejak 1 Agustus. Sementara itu, euro menguat 0,31% menjadi 1,1701 dolar AS, namun tetap diproyeksikan menutup pekan dengan pelemahan, memutus tren kenaikan tiga minggu sebelumnya.
Belanja konsumen AS, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi, naik 0,6% pada Agustus, sedikit lebih tinggi dibanding perkiraan 0,5% menurut survei Reuters. Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), indikator inflasi favorit The Fed, meningkat 0,3% sesuai ekspektasi, menurut data Departemen Perdagangan AS.
"Data ekonomi yang lebih kuat jelas telah mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Fed, mempersempit selisih suku bunga dengan negara lain dan mendorong dolar lebih tinggi," ujar John Velis, ahli strategi FX dan makro wilayah Amerika di BNY New York.
Indeks dolar, yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang mata uang utama termasuk yen dan euro, turun 0,33% ke level 98,17. Meski demikian, indeks ini masih menuju penguatan mingguan kedua.
Imbal hasil obligasi AS tenor dua tahun, yang sensitif terhadap ekspektasi suku bunga, turun 1,8 basis poin ke 3,645%.
Presiden The Fed Richmond, Thomas Barkin, mengatakan risiko kenaikan besar pada pengangguran atau inflasi terbatas, sehingga bank sentral dapat menyeimbangkan dua tujuannya dalam mempertimbangkan langkah pemangkasan suku bunga berikutnya.
Wakil Ketua Pengawas The Fed, Michelle Bowman, menambahkan bahwa bank sentral sudah mendekati target inflasi 2% dan menilai diperlukan pemangkasan suku bunga yang tegas untuk mengantisipasi potensi masalah di pasar tenaga kerja.
Kedua pejabat tersebut merupakan bagian dari komentar lanjutan setelah keputusan The Fed pekan lalu untuk mulai memangkas suku bunga. Berdasarkan alat FedWatch CME, pelaku pasar kini memperkirakan 89,8% kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed berikutnya, turun dari hampir 92% sepekan sebelumnya.
Analis Bank of America menulis dalam catatan investor bahwa posisi dolar relatif stabil kembali, dengan risiko kecil terjadi pembalikan besar dari posisi jual. "Laporan ketenagakerjaan akan menjadi penentu. Namun untuk jangka pendek, hanya sedikit narasi yang mendukung mata uang G10 lainnya," tulis laporan tersebut.
Data Kamis sebelumnya menunjukkan produk domestik bruto AS tumbuh 3,8% pada periode April-Juni, revisi ke atas dari perkiraan awal dan melampaui ekspektasi. Dolar juga melemah 0,23% menjadi 0,798 terhadap franc Swiss, meski tetap berada di jalur penguatan mingguan, mengakhiri tren penurunan enam pekan beruntun.
(reuters/mk/AI)

Sumber : admin