Era Suku Bunga Tinggi di AS Bakal Lebih Lama, Rupiah Melemah
Friday, September 22, 2023       12:48 WIB

Ipotnews - Era suku bunga acuan tinggi di Amerika Serikat yang diperkirakan berlangsung lebih lama, menjadi sentimen negatif. Ini membuat kurs rupiah melemah siang ini terhadap dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (22/9) pukul 11.40 WIB, kurs rupiah tengah diperdagangkan pada level Rp15.384 per dolar AS, melemah 9 poin atau 0,06% apabila dibandingkan dengan penutupan Kamis sore (21/9) yang berakhir di level Rp15.375 per dolar AS.
Head of Research Team PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Robertus Hardy mengatakan rupiah masih melanjutkan penurunan. "Ini dampak dari pernyataan The Fed yang masih tetap hawkish," kata Robertus dalam keterangan tertulis, hari ini.
"Kenaikan imbal hasil dari obligasi tresuri AS, penguatan dolar dan reli harga minyak berpotensi membawa dampak sistemik yang negatif bagi pasar finansial dunia," ujar Robertus.
Sebagaimana diketahui, bank sentral AS Federal Reservepada Kamis dini hari (21/9) memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% sesuai ekspektasi pasar. Hasil rapat Federal Open Market Committee ( FOMC ) juga mengindikasikan jika kebijakan moneter yang ketat akan tetap berlanjut hingga 2024 dan akan memangkas suku bunga lebih sedikit dari indikasi sebelumnya.
Dokumen dot plot The Fed menunjukkan suku bunga akan ada di kisaran 5,5-5,75% pada tahun ini. Artinya, ada indikasi jika The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps lagi hingga akhir tahun.
Proyeksi The Fed menunjukkan suku bunga (The Fed Fund rate/FFR) akan akan mencapai puncaknya di angka 5,6% pada tahun ini. Suku bunga akan turun hingga 5,1% hingga 2024 dan 3,9% hingga 2025. Suku bunga sekitar 5,1% pada 2024 lebih tinggi dibandingkan pada proyeksi Juni yakni 4,6%.
Dokumen dot plot The Fed menunjukkan jika The Fed cenderung untuk menaikkan suku bunga sekali lagi pada tahun ini sebelum memangkas dua kali pada 2024 atau sekitar 50 bps. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan yang mereka indikasikan pada Juni lalu yakni sekitar 100 bps pada tahun depan.
(Adhitya)

Sumber : admin