Dolar AS Melemah, Tapi Bangkit dari Titik Terendah Usai Data Tenaga Kerja yang Kuat
Saturday, May 03, 2025       06:34 WIB

Ipotnews - Dolar AS melemah pada Jumat (2/5) akhir pekan ini, namun berhasil memangkas sebagian kerugiannya terhadap euro dan yen setelah laporan tenaga kerja menunjukkan penambahan lapangan kerja yang lebih tinggi dari perkiraan, menandakan stabilnya pasar tenaga kerja AS.
Sebelumnya, dolar sempat menguat sepanjang pekan terhadap euro dan yen, didorong oleh meningkatnya optimisme atas kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan sejumlah mitra utama, termasuk Tiongkok.
Laporan ketenagakerjaan terbaru memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tetap dalam beberapa pertemuan mendatang, dan kemungkinan baru akan memangkas suku bunga pada musim panas.
Data resmi menunjukkan penggajian nonpertanian bertambah 177.000 pada April, sedikit lebih rendah dari revisi 185.000 pada Maret. Angka ini melampaui ekspektasi ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 130.000. Sebelumnya, data Maret dilaporkan naik 228.000 sebelum direvisi turun.
Meski demikian, laporan ini belum sepenuhnya mencerminkan dampak dari tarif yang diberlakukan pada 2 April. Para ekonom memperkirakan pertumbuhan lapangan kerja akan melambat dalam beberapa bulan ke depan seiring mulai dirasakannya beban dari kebijakan tarif tersebut.
"Laporan pekerjaan ini memberi Fed alasan untuk bersikap lebih sabar dalam menurunkan suku bunga tahun ini," ujar Jason Pride, Kepala Riset dan Strategi Investasi di Glenmede, Philadelphia.
"Di tengah risiko stagnasi akibat tarif, Fed mencoba menilai secara langsung apakah ancaman utama datang dari inflasi atau justru stagnasi ekonomi. Stabilitas pasar tenaga kerja bisa memberi keyakinan bahwa perlambatan belum akan terjadi dalam waktu dekat, memberi waktu lebih bagi Fed untuk mengevaluasi dampak tarif."
Selain data tenaga kerja, perhatian investor juga tertuju pada perkembangan hubungan dagang antara AS dan Tiongkok. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, menyatakan bahwa pembicaraan dengan Tiongkok akan segera digelar. Pernyataan ini muncul setelah media pemerintah Tiongkok menunjukkan sinyal terbuka terhadap negosiasi.
Kementerian Perdagangan Tiongkok mengonfirmasi bahwa Beijing menerima tawaran dari Washington untuk membuka pembicaraan. Pemerintah Tiongkok juga mempertimbangkan upaya meredakan kekhawatiran AS terkait perdagangan fentanil, yang bisa membuka jalan bagi dialog lebih lanjut, menurut laporan Wall Street Journal.
"Optimisme pasar meningkat karena antisipasi terhadap kesepakatan dagang yang semakin dekat, sementara data ekonomi riil belum melemah seperti data survei," tulis analis Citi dalam catatan riset terbaru mereka.
Mereka menambahkan, data aktivitas ekonomi kemungkinan masih akan terlihat kuat dalam beberapa bulan ke depan akibat percepatan belanja sebelum tarif diberlakukan, namun diperkirakan akan melemah di akhir musim panas seiring meningkatnya pemutusan hubungan kerja dan penurunan pengeluaran.
Dari sisi hubungan dagang lainnya, negosiator perdagangan Jepang Ryosei Akazawa mengungkapkan telah melakukan pembicaraan mendalam mengenai kerja sama ekonomi dan tindakan non-tarif dengan Menteri Keuangan AS di Washington.
Sementara itu, Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato mengatakan Jepang dapat menggunakan kepemilikan obligasi pemerintah AS senilai lebih dari $1 triliun sebagai alat tawar dalam negosiasi dagang dengan Washington.
Setelah rilis data tenaga kerja, dolar berhasil memangkas pelemahan terhadap yen, meski masih turun 0,3% menjadi 145,05 yen. Namun, mata uang AS tetap berada di jalur penguatan selama dua minggu berturut-turut.
Euro juga memangkas kenaikan terhadap dolar, diperdagangkan di level $1,1326 atau naik 0,3% pada hari itu, tetapi masih turun 0,5% secara mingguan -- pelemahan terbesar sejak pertengahan Maret.
Pound sterling nyaris stagnan di $1,3280, tetapi mencatat penurunan mingguan 0,3%, terburuk sejak akhir Februari.
Sementara itu, dolar Australia yang sangat terpapar hubungan dagangnya dengan Tiongkok, melonjak 1% ke posisi $0,6449.
Di pasar suku bunga berjangka, ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada Juni menyusut menjadi 35,6%, turun dari sekitar 58% sehari sebelumnya. Secara keseluruhan, pasar kini memperkirakan pemangkasan sebesar 80 basis poin tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 100 basis poin.
(reuters)

Sumber : admin