Bursa Wall Street Meroket Setelah Amerika dan China Sepakat Pangkas Tarif
Tuesday, May 13, 2025       05:14 WIB

Ipotnews - Bursa ekuitas Wall Street melejit, Senin, dengan S&P 500 menandai level tertingginya sejak awal Maret karena kesepakatan Amerika Serikat-China untuk memangkas tarif sementara membawa beberapa harapan untuk meredakan perang dagang global, yang dipicu Presiden AS Donald Trump pada awal April.
Dow Jones Industrial Average meroket 1.160,72 poin, atau 2,81%, menjadi 42.410,10 untuk penutupan tertinggi sejak 26 Maret, demikian laporan  Reuters  dan  Investing,  di New York, Senin (12/5) atau Selasa (13/5) pagi WIB.
Sementara, indeks berbasis luas S&P 500 melambung 184,28 poin, atau 3,26%, menjadi 5.844,19, penutupan tertinggi sejak 3 Maret, sedangkan Nasdaq Composite Index melesat 779,43 poin, atau 4,35%, menjadi 18.708,34, penutupan tertinggi sejak 28 Februari.
Nasdaq ditutup lebih dari 22% di atas penutupan sesi terendahnya dalam aksi jual tarif April tetapi masih hampir 8% di bawah rekor penutupan 16 Desember.
Senin, Amerika dan Chinamengumumkan akan memangkas tarif tinggi satu sama lain selama 90 hari. Washington mengatakan akan memangkas tarif yang dikenakan pada impor China menjadi 30% dari 145%, sementara Beijing mengumumkan bakal memotong bea masuk pada impor Amerika menjadi 10% dari 125%.
Investor menunjukkan sedikit kelegaan dengan lebih menyukai aset yang lebih berisiko dan menjauh dari spekulasi yang lebih defensif, tetapi mereka masih menunggu kejelasan tentang di mana tarif akhirnya akan ditetapkan.
"Ini adalah reli yang melegakan karena ada banyak kecemasan dan kegelisahan tentang tarif antara AS dan China," kata John Praveen, Managing Director Paleo Leon di Princeton, New Jersey, seraya menambahkan bahwa dua ekonomi terbesar di dunia itu tampaknya berupaya menghindari skenario tarif terburuk.
"Mereka akan menurunkannya ke tingkat yang jauh lebih masuk akal sehingga dampak dari tarif mungkin akan lebih mudah dikelola dan terbatas."
Chris Brigati, Chief Investment Officer SWBC , di San Antonio, Texas, mengatakan "pasar menganggap setiap kemajuan sebagai hal yang positif."
"Saat ini, pasar merayakannya, tetapi dalam jangka panjang, mungkin ada komplikasi, dan kita bisa melihat beberapa implikasi negatif," ungkap Brigati.
Saham Wall Street mencatat kerugian tajam dan mengalami volatilitas yang luar biasa tinggi setelah Trump mengumumkan tarif terhadap beberapa mitra dagang AS pada 2 April.
Sejak itu, pengumuman pada 9 April tentang jeda selama 90 hari bagi sejumlah negara selain China, laporan keuangan yang solid, dan perjanjian perdagangan terbatas AS-Inggris pekan lalu membantu S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi mendapatkan kembali posisi mereka yang hilang.
Senin, S&P 500, Nasdaq, dan Dow semuanya membukukan persentase kenaikan harian terbesar sejak 9 April dan S&P melampaui rata-rata pergerakan 200 hari (MA200) untuk kali pertama sejak akhir Maret.
"Pengukur ketakutan" Wall Street, Indeks Volatilitas CBOE --yang mencapai puncaknya di angka 60 pada April karena kekhawatiran tarif--diperdagangkan di bawah angka 20, Senin, untuk pertama kalinya sejak akhir Maret. Indeks VIX ditutup merosot 3,51 poin atau 16,03% menjadi 18,39. Dalam komoditas, emas sebagai aset safe haven ambles sekitar 2,6%.
Dari 11 subsektor S&P, utilitas defensif menjadi satu-satunya yang merugi pada akhir sesi, turun 0,68% sementara sektor terkuat adalah consumer discretionary yang melonjak 5,66% dan teknologi, menanjak 4,66%.
Dalam teknologi, Apple melejit 6,3% setelah laporan bahwa perusahaan itu mempertimbangkan untuk menaikkan harga jajaran iPhone musim gugurnya.
Musim laporan keuangan hampir berakhir, dengan lebih dari 90% perusahaan S&P 500 telah merilisnya sejauh ini. Laporan kinerja dari raksasa ritel Walmart akan diumumkan pekan ini.
Saham NRG Energy melejit 26,2% dan memimpin keperkasaan S&P 500 setelah perusahaan utilitas itu mengatakan akan mengakuisisi aset pembangkit listrik dari perusahaan investasi infrastruktur energi, LS Power, dalam kesepakatan senilai USD12 miliar.
Beberapa pejabat Federal Reserve, termasuk Chairman Jerome Powell, dijadwalkan menyampaikan pernyataan publik selama minggu ini.
Trader memperkirakan the Fed akan memutuskan dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin hingga akhir 2025, dengan pemotongan pertama sekarang diprediksi pada pertemuan September, menurut data yang dikumpulkan LSEG .
Jumlah saham yang menguat lebih banyak daripada yang menurun dengan rasio 2,83 banding 1 di NYSE di mana terdapat 165 tertinggi baru dan 43 terendah baru.
Di Nasdaq, 3.285 saham menghijau dan 1.158 saham menyusut, di mana jumlah yang menguat lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 2,84 banding 1. S&P 500 membukukan 15 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 3 titik terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencetak 83 titik tertinggi baru dan 50 titik terendah baru.
Di bursa Wall Street, sekitar 20,20 miliar saham berpindah tangan dibandingkan rata-rata 16,52 miliar selama 20 sesi terakhir. (ef)
Saham berkinerja terbaik di Dow
-Amazon.com (8,09%)
-Nike (7,34%)
-Apple (6,31%)
Saham berkinerja terburuk
-Verizon (-1,40%)
-Coca-Cola (-1,39%)
-Travelers (-0,63%)
Saham berkinerja terbaik di S&P 500
-NRG (26,21%)
-Stanley Black Decker (15,77%)
-Zebra (12,52%)
Saham berkinerja terburuk
-Newmont Goldcorp (-5,93%)
-American Water Works (-5,65%)
-MarketAxesss (-5,63%)
Saham berkinerja terbaik di Nasdaq
-DevvStream (290,93%)
-Kindly MD (246,67%)
-Gryphon Digital Mining (171,29%)
Saham berkinerja terburuk
-Inno Holdings (-56,30%)
-Abits (-54,93%)
-Nuvve Holding (-43,17%)

Sumber : Admin