Bursa Saham Eropa Cetak Kenaikan Lima Pekan Beruntun, Richemont Pimpin Kinerja Positif
Saturday, May 17, 2025       06:51 WIB

Ipotnews - Saham-saham di kawasan Eropa menutup pekan ini dengan performa positif, mencatatkan kenaikan lima minggu berturut-turut. Sentimen pasar ditopang oleh kesepakatan dagang baru dari Amerika Serikat yang meredakan kekhawatiran tarif, serta laporan keuangan perusahaan yang solid.*
Indeks acuan utama di kawasan tersebut, Stoxx 600 ditutup naik 0,4% pada Jumat (16/5), dengan sebagian besar bursa lokal juga bergerak menguat. Bursa saham Jerman bahkan mendekati rekor tertingginya. Indeks DAX (Jerman) ke posisi 23.767 setelah up +0.30%. Sementara Indeks FTSE (Inggris) meguat 0,59% ke level 8.684. Sedangkan Indeks CAC (Perancis) menepi ke posisi 7.886 atau menguat +0,42%
Kinerja sektor barang konsumsi pribadi dan rumah tangga turut terdongkrak oleh kenaikan hampir 7% saham Richemont, perusahaan induk Cartier, setelah melaporkan pertumbuhan penjualan kuartalan sebesar 7%, sedikit di atas ekspektasi analis. Sementara itu, indeks sektor barang mewah naik 2,2%.
Secara umum, laporan keuangan perusahaan di Eropa menunjukkan ketahanan yang baik. Data dari LSEG menunjukkan bahwa laba kuartal pertama perusahaan-perusahaan di kawasan ini diperkirakan akan meningkat lebih dari yang diperkirakan sebelumnya.
Sektor kesehatan menjadi salah satu penopang utama pergerakan pasar, mencatatkan lonjakan sebesar 1,2%, ditopang oleh performa positif dari perusahaan farmasi besar seperti AstraZeneca dan Novartis.
Namun, penguatan indeks tertahan oleh penurunan di sektor pertambangan dan teknologi.
Secara mingguan, indeks acuan Eropa naik sekitar 2%, terdorong oleh kesepakatan antara Washington dan Beijing untuk menurunkan tarif impor satu sama lain. Seminggu sebelumnya, mantan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga telah menyepakati perjanjian dagang bilateral terbatas, membuka peluang untuk diskusi lanjutan dengan Uni Eropa.
Namun, analis memperkirakan perjanjian antara AS dan Uni Eropa belum akan tercapai dalam waktu dekat.
"Kesepakatan dengan China dan Inggris menimbulkan pertanyaan apakah Uni Eropa akan mencapai kesepakatan serupa dengan AS sebelum masa berlaku tarif 'resiprokal' berakhir. Namun kami menduga kesepakatan AS-UE belum akan terjadi dalam waktu dekat," ujar Andrew Kenningham, Kepala Ekonom Eropa di Capital Economics.
"AS tampaknya tidak seantusias saat menjalin kesepakatan dengan Inggris atau China," tambahnya.
Dari sisi geopolitik, pasar masih mencermati perkembangan dari perundingan damai Rusia-Ukraina. Pertemuan langsung pertama antara kedua negara dalam lebih dari tiga tahun belum menghasilkan gencatan senjata.
Sementara itu, data ekonomi menunjukkan tingkat pengangguran Prancis berada di level 7,1% pada kuartal pertama tahun ini. Di Italia, inflasi konsumen tahunan yang disesuaikan dengan standar Uni Eropa naik 2% pada April, sedikit direvisi turun dari estimasi awal yang berada di angka 2,1%.
Dari kebijakan moneter, anggota Dewan Gubernur Bank Sentral Eropa, Martins Kazaks, menyatakan bahwa suku bunga kemungkinan telah mencapai titik terendah. Namun, ketidakpastian global dan perubahan situasi yang cepat dapat memengaruhi arah kebijakan ke depan.
Di sisi korporasi, saham produsen obat asal Denmark, Novo Nordisk, turun 1,8% setelah pemecatan CEO Lars Fruergaard Jorgensen. Keputusan ini dipicu oleh kekhawatiran bahwa perusahaan mulai kehilangan keunggulan awalnya di pasar obat obesitas yang semakin kompetitif.
(reuters)

Sumber : admin