Ipotnews - Bursa saham Asia membuka sesi perdagangan pekan terakhir Juni 2025, Senin (23/6), dengan terbenam di zona merah. AS menyerang tiga situs nuklir Iran, Minggu kemarin, mendorong lonjakan harga minyak dan memicu ketakutan investor aakan eskalasi konflik Timur Tengah.
Harga minyak meningkat tajam seiring meningkatnya konflik di kawasan itu. Laman CNCB melaporkan, harga minyak Brent diperdagangkan di posisi US79,06 per barel, setelah melompat 2,62%, pada pukul 7:10 WIB. Harga minyak mentah West Texas Intermediate meloncat 2,75% menjadi USD75,89.
Perdagangan saham hari ini dibuka dengan mencatatkan penurunan indeks ASX 200, Australia sebesar 0,49%. Indeks berlanjut melorot 0,76% (-64,4 poin) ke 8.441,1 pada pukul 8:15 WIB.
Indeks Kospi, Korea Selatan dibuka merosot 1,16% dan Kosdaq anjlok 1,99%. Kospi berlanjut merosot 1,1% ke posisi 2.988,52.
Pada jam yang sama indeks Nikkei 225, Jepang turun 0,5% (-193,51 poin) ke 38.209,72 setelah dibuka melorot 0,58% dan Topix turun 0,48%.
Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) hari ini diperkirakan akan berlanjut menurun seiring meningkatnya aksi jual asing, setelah ditutup merosot 0,88% ke 6.907 pada akhor pekan kemarin. Harga ETF saham Indonesia, iShares MSCI Indonesia ETF ( EIDO ), di New York Stocks Exchange terperosok 3.86% ke level USD17,18.
Beberapa analis memperkirakan pergerakan IHSG hari ini akan melanjutkan pelemahan seiring memanasnya konflik Timur Tengah. Secara teknikal indeks sudah mencapai koreksi minimal sekaligus menutup area gap-nya dengan level support di kisaran 6.800-6.850 dan resisten 6.950-7.00.
Analis Indo Premier berpendapat, koreksi IHSG sebesar 3,6% bersama dengan pelemahan rupiah hampir 100 poin sepanjang pekan lalu seiring dengan meningkatnya resiko geopolitik timur tengah dan lonjakan harga minyak dunia yang membuat minat investor pada aset emerging market meredup. Meskipun sempat menembus level psikologis 6,900 pada pre-closing perdagangan akhir pekan lalu, IHSG tetap mampu ditutup pada support teknikal EMA100, yang berarti tetap berusaha untuk berada pada laju bullish -nya.
Lebih pendeknya hari bursa minggu ini jelang libur tahun baru Islam pada akhir pekan di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik Timur Tengah diperkirakan akan membuat investor cenderung wait & see . IHSG diprediksi bergerak melemah.
Amerika Serikat dan Eropa
Perdagangan saham di bursa Wall Street mengakhiri pekan lalu dengan melemah. Kekhawatiran investor meningkat terhadap eskalasi konflik Iran-Israel dan potensi keterlibatan AS. Trump dikabarkan akan mengambil keputusan tentang keterlibatan AS dalam dua minggu ke depan. Iran menegaskan tak akan berunding soal nuklir selama masih diserang, sementara Eropa mendorong jalur diplomatik. Pasar juga mencermati pernyataan pejabat The Fed terkait kebijakan suku bunga
Kombinasi ketegangan geopolitik, tarif, dan inflasi membuat investor bersikap lebih defensif. Volume perdagangan melonjak karena bertepatan dengan peristiwa " triple witching " yang meningkatkan aktivitas pasar. Saham teknologi besar seperti Nvidia menjadi penekan utama indeks. Saham jaringan supermarket Kroger melejit 9,8% setelah meningkatkan proyeksi penjualannya. Perusahaan jasa teknologi informasi Accenture ambles 6,9% setelah melaporkan penurunan kontrak baru.
- Dow Jones Industrial Average susut 0,08% (35,16 poin) di 42.206,82.
- S&P 500 berkurang 0,22% (13,03 poin) menjadi 5.967,84.
- Nasdaq Composite turun 0,51% (98,86 poin) ke 19.447,41.
Bursa saham utama Eropa menutup pekan lalu dengan menguat. AS menunda keputusan keterlibatan militernya dalam konflik Iran-Israel. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi tiba di Jenewa untuk membuka jalur diplomasi. Tapi secara mingguan bursa saham Eropa tetap mencatatkan penurunan karena kekhawatiran terhadap dampak konflik pada harga energi dan inflasi. Ketidakpastian ini dikhawatirkan bisa menghambat langkah Bank Sentral Eropa dalam menurunkan suku bunga.
Indeks STOXX 600 naik tipis 0,1%, sektor perjalanan dan rekreasi melaju hampir 1%, didorong lompatan 6,5% saham operator tur besar setelah mendapat rating upgrade. Saham energi turun 0,6% mengikuti harga minyak, tapi masih mencatat penguatan mingguan. Saham asuransi menjadi sektor dengan kenaikan harian tertinggi sebesar 1,3%. Saham Berkeley rontok 8,1% usai pengangkatan CEO baru, sedangkan Stora Enzo melambung 14,7% setelah rencana restrukturisasi aset hutan senilai 5,8 miliar euro.
- DAX 40 Jerman melonjak 1,27% (293,17 poin) ke level 23.350,55.
- CAC 40 Prancis naik 0,48% (36,21 poin) menjadi 7.589,66.
- FTSE 100 Inggris melemah 0,2% (36,21 poin) di 8.774,65.
Nilai Tukar Dolar AS
Kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia akhir pekan lalu ditutup melemah. Kekhawatiran geopolitik mereda setelah Iran menyatakan kesediaannya melanjutkan pembicaraan dengan Eropa terkait konflik dengan Israel. Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi menyatakan, Teheran siap untuk berdiplomasi, namun menolak membahas program nuklir selama masih diserang. Gedung Putih menyatakan Trump akan memutuskan kemungkinan intervensi militer AS dalam dua minggu.
Namun pernyataan Gubernur The Fed, Chris Waller, yang membuka peluang pemangkasan suku bunga secepatnya pada Juli, menahan laju dolar. Penurunan harga minyak Brent lebih dari 2% turut mendukung penguatan euro dan yen. Kekhawatiran perang dagang AS dan dampaknya pada inflasi dan pertumbuhan ekonomi global tetap menghantui pasar, menjelang tenggat tarif AS, 8 Juli. Indeks Dolar (indeks DXY) naik 0,6% sepanjang pekan lalu, tapi ditutup melemah 0,29% menjadi 98,707.
Kurs spot dolar
Currency | Value | Change | % Change | Time (ET) |
Euro (EUR-USD) | 1.1523 | 0.0028 | +0.24% | 6/20/2025 |
Yen (USD-JPY) | 146.09 | 0.6400 | +0.44% | 6/20/2025 |
Poundsterling (GBP-USD) | 1.3451 | -0.0014 | -0.10% | 6/20/2025 |
Rupiah (USD-IDR) | 16,396.50 | -9.500 | -0.06% | 6/20/2025 |
Yuan (USD-CNY) | 7.1815 | -0.0063 | -0.09% | 6/20/2025 |
Sumber : Bloomberg.com, 20/6/2025 (ET)
Komoditas
Harga minyak mentah West Texas Intermediate dan Brent North Sea akhir pekan lalu ditutup melemah. AS menjatuhkan sanksi baru yang menyasar lebih dari 20 entitas dan individu, termasuk dua perusahaan di Hongkong, sebagai bagian dari strategi untuk menekan Iran. Analis menilai, sanksi ini menjadi sinyal bahwa AS masih membuka ruang diplomasi dan menumbuhkan harapan akan penyelesaian konflik melalui negosiasi. Namun ketidakpastian masih tinggi karena potensi keterlibatan militer AS dalam konflik Israel-Iran.
Secara mingguan, Brent dan WTI masih mencatatkan lompatan harga 3,6% dan 2,7%. Meskipun belum terjadi gangguan pasokan nyata, risiko terhadap infrastruktur minyak tetap membayangi. Jika konflik meluas, termasuk ancaman Iran menutup Selat Hormuz, harga minyak bisa melonjak hingga USD 100 per barel. Di tengah ketegangan, Uni Eropa batal menurunkan batas harga minyak Rusia. Aktivitas rig pengeboran di AS turun untuk minggu kedelapan berturut-turut, menyentuh level terendah sejak 2021.
- Harga Brent berjangka terperosok USD1,84 (-2,33%) ke USD 77,01 per barel.
- Harga WTI kontrak Agustus anjlok USD1,31 (-1,74%) ke USD 73,84 per barel.
Harga emas di bursa berjangka COMEX New York Mercantile Exchange megakhiri pekan lalu dengan relatif stabil Presiden AS Donald Trump menunda keputusan mengenai kemungkinan keterlibatan AS dalam konflik antara Israel dan Iran. Namun secara mingguan harga emas spot sudah merosot 1,8% di tengah ketidakpastian geopolitik yang dinilai mulai mereda. Analis mengatakan penurunan lebih lanjut ke kisaran USD 3.250 masih mungkin terjadi, meski aksi beli kuat dari investor tetap membatasi pelemahan.
Sementara itu, keputusan The Fed untuk menahan suku bunga memperkuat ekspektasi bahwa pemangkasan akan dilakukan secara bertahap hingga 2027, menekan harga emas yang tidak menawarkan imbal hasil. Meski begitu, permintaan dari pencari aset aman dan bank sentral dinilai cukup kuat untuk menopang harga. , Harga logam berharga lainnya: perak spot merosot 1% ke USD 36,02 per ounce, paladium nyaris stagnan di USD 1.049, dan platinum ambles 3,1% ke level USD 1.266,72.
- Harga emas spot nyaris tak berubah di USD 3.368,68 per ounce.
- Harga emas berjangka AS turun 0,7% ke USD 3.385,70 per ounce.
(AFP, CNBC , Reuters)