Bursa Ekuitas Eropa Catat Bulan Terbaik Sejak Mei; Fokus pada Shutdown AS
Wednesday, October 01, 2025       03:22 WIB
  • Bursa Eropa ditutup menguat: STOXX 600 +0,48% ke 558,18, FTSE 100 +0,54%, DAX +0,57%, CAC +0,19%, meski saham energi melemah 1,6% akibat prospek tambahan pasokan OPEC +.
  • Sentimen pasar tertekan isu potensi government shutdown AS yang bisa menunda rilis data non-farm payrolls, namun diperkirakan tidak mengubah rencana pemangkasan suku bunga the Fed Oktober.
  • Saham menonjol: Lufthansa -7,1% (ancaman mogok), Puma +4,6% (upgrade peringkat), Hornbach -5% (laba kuartal II meleset).

Ipotnews - Bursa ekuitas Eropa berbalik arah dan berakhir di area hijau, Selasa, meski pelemahan sektor energi membatasi kenaikan lebih lanjut. Investor terus mencermati potensi dampak penutupan pemerintahan (government shutdown) Amerika Serikat terhadap pasar keuangan global.
Indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup naik 0,48% atau 2,65 poin menjadi 558,18, melanjutkan reli tiga hari beruntun, demikian laporan  Reuters  dan   CNBC ,  di Bengaluru, Selasa (30/9) atau Rabu (1/10) dini hari WIB.
Secara kuartalan, indeks tersebut juga mencatat penguatan dan menutup bulan ketiga berturut-turut di zona positif, kinerja terbaik sejak Mei.
Di London, FTSE 100 sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang perdagangan intraday. Indeks tersebut ditutup menguat 0,54% atau 50,59 poin menjadi 9.350,43. Bursa regional utama lainnya juga semringah. Indeks DAX Jerman meningkat 0,57% atau 135,66 poin jadi 23.880,72 dan CAC Prancis bertambah 0,19% atau 15,07 poin ke posisi 7.895,94.
Sebagian besar sektor menguat, dipimpin saham media yang melesat 1,2 persen serta ritel melejit 1,1 persen. Saham industri dan kesehatan menjadi pendorong utama STOXX 600.
Namun, saham energi tergelincir 1,6 persen, penurunan harian terbesar dalam lebih dari tiga pekan, seiring ekspektasi peningkatan pasokan OPEC + yang menekan harga minyak.
TotalEnergies Prancis dan BP Inggris masing-masing melorot lebih dari 1 persen. Sektor otomotif melemah 0,4 persen, sementara pariwisata dan leisure turun 0,3 persen.
Kekhawatiran pasar meningkat setelah Wakil Presiden AS, JD Vance, menyatakan penutupan pemerintahan sangat mungkin terjadi akibat mandeknya pembahasan anggaran dengan Partai Demokrat. Kondisi tersebut berpotensi menunda rilis data tenaga kerja non-farm payrolls yang dijadwalkan akhir pekan ini, salah satu indikator utama kesehatan ekonomi Amerika dan acuan penting bagi arah kebijakan moneter Federal Reserve.
"Penundaan rilis laporan non-farm payrolls bisa memicu volatilitas karena data tersebut dipandang sebagai kepingan terakhir sebelum pemangkasan suku bunga the Fed pada Oktober. Namun kami menilai hal itu tidak akan menggagalkan langkah the Fed bulan depan," ujar Kathleen Brooks, Direktur Riset XTB.
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde menegaskan bahwa perekonomian zona euro mampu menghadapi tarif Amerika lebih baik dari perkiraan, dengan risiko inflasi yang masih "cukup terkendali".
Data terbaru menunjukkan inflasi di kawasan tersebut sedikit meningkat. Di sisi lain, ekonomi Inggris tumbuh 0,3 persen pada kuartal II, inflasi Prancis tercatat 1,1 persen pada September, dan inflasi di empat negara bagian utama Jerman naik sesuai perkiraan.
Di antara saham individual, Lufthansa anjlok 7,1 persen, menghentikan reli lima sesi, setelah serikat pilot VC menyetujui rencana mogok terkait perselisihan pensiun.
Puma melonjak 4,6 persen usai mendapat peningkatan peringkat dari BNP Paribas Exane, sementara Hornbach merosot 5 persen setelah kinerja laba kuartal II di bawah ekspektasi. (Reuters/CNBC/AI)

Sumber : Admin