The Fed Indikasikan Tetap Tahan Suku Bunga, Minyak Jatuh Tiga Sesi Beruntun
Thursday, May 23, 2024       05:36 WIB

Ipotnews - Harga minyak merosot lebih dari 1%, Rabu, penurunan untuk hari ketiga berturut-turut, setelah pejabat the Fed menghidupkan kembali kekhawatiran mengenai permintaan minyak ketika mereka mengindikasikan penurunan suku bunga mungkin ditunda karena inflasi yang berkelanjutan.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melemah 98 sen atau 1,18%, menjadi USD81,90 per barel, demikian laporan  Reuters,  di New York, Rabu (22/5) atau Kamis (23/5) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melorot USD1,09 atau 1,39%, menjadi USD77,57 per barel. Kedua benchmark tersebut ditutup sekitar 1% lebih rendah pada sesi Selasa.
Pejabat Federal Reserve pada pertemuan kebijakan terakhir mereka mengindikasikan bahwa inflasi akan memerlukan waktu lebih lama untuk mereda dibandingkan perkiraan sebelumnya, berdasarkan risalah pertemuan penetapan kebijakan Mei yang dirilis Rabu.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya pinjaman, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
"Saya tidak memperkirakan penurunan suku bunga akan terjadi sebelum salah satu pertemuan musim gugur," kata John Kilduff, mitra di Again Capital.
Juga di Amerika, Badan Informasi Energi mengatakan stok minyak mentah melonjak 1,8 juta barel selama pekan yang berakhir hingga 17 Mei, berbanding terbalik dengan prediksi sejumlah analis dalam jajak pendapat  Reuters  yang memperkirakan penurunan 2,5 juta barel. Sementara, data dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industry, melaporkan kenaikan 2,48 juta barel.
"Ada permintaan yang kuat dari penyulingan minyak mentah dan permintaan bensin merupakan salah satu yang tertinggi yang pernah kami lihat dalam beberapa waktu," kata Kilduff. Sebagian dari peningkatan permintaan tersebut disebabkan penimbunan oleh pemasok menjelang long weekend Memorial Day, ungkap dia.
Pasar minyak mentah tertekan oleh melemahnya fundamental, seperti jatuhnya spot Brent atas kontrak berjangka dan melemahnya margin pengilangan. Hal ini kemungkinan akan memaksa OPEC + untuk memperpanjang pengurangan produksi pada pertemuan Juni guna mendukung harga, menurut Ole Hansen, analis Saxo Bank.
Pasar minyak mentah fisik melemah. Tanda lain bahwa kekhawatiran terbatasnya pasokan segera mereda adalah premi kontrak first-month Brent dibandingkan kontrak bulan kedua, yang dikenal sebagai backwardation, mendekati level terendah sejak Januari.
"Pandangan terhadap prospek fundamental masih suram," kata Tamas Varga, analis PVM. (ef)

Sumber : Admin